Jakarta: Khasanah biografi seorang intelektual kini bertambah dengan terbitnya buku baru berjudul To Remain Myself: The History of Onghokham akhir Juni  2022. Buku ini ditulis oleh seorang kolega dekat Onghokham, David Reeve, yang sama –sama pernah mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI), kini bernama Fakultas Budaya, Universitas Indonesia.
 
Buku To Remain Myself: The History of Onghokham diterbitkan Asian Studies Association of Australia (ASAA) Southeast Asian Publications Series. Buku ini cukup lengkap menggambarkan siapa Ong dari berbagai dimensi. Baik keluarga, perjalanan Ong, persahabatannya dengan sejumlah intelektual dan tentu pemikiran Ong dalam bidang sejarah sosial.
 
David yang kini menjadi Honorary Associate Professor UNSW mengungkapkan bahwa kesulitan terbesarnya dalam menulis buku ini adalah semua wawancara dilakukan setelah Ong mengalami stroke. Jadi, omongannya sulit dimengerti. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Itu sulit bagi kami berdua. Dia sangat frustrasi dan kesal. Saya frustrasi dan malu,” kata David, Jumat, 1 Juli 2022.
 
Kesulitan berikutnya adalah surat-surat pribadi Ong sangat tidak teratur atau tidak ada. “Dia membenci birokrasi, jadi dia meninggalkan sangat sedikit catatan tentang dirinya sendiri, kecuali untuk publikasinya,” lanjut David.
 
Namun demikian, David mengakui hal termudahnya dalam menulis adalah keterbukaan Ong. Keinginannya untuk menceritakan kisah lengkap hidupnya. 
 
“Ong menyatakan dia akan memberi saya semua informasi yang saya inginkan, tetapi dia tidak akan mencoba mempengaruhi kesimpulan. Kesimpulannya terserah saya.” katanya.
 
David Reeve menceritakan pertama kali bertemu dengan Ong di Cornell University pada 1975. Jadi, dengan kematian Ong pada 2007, David telah mengenal dia selama 32 tahun.
 

“Saya boleh menyimpulkan, Ong adalah kawan lama, sahabat, dan kolega. Ini memudahkan saya menulis tentang dia,” ujar David Reeve.
 
Proses penulisan buku ini memakan waktu 20 tahun. “Saya terus mendapatkan pekerjaan dan proyek lain. Saya mulai pada 2002, dan pada periode itu saya menerbitkan tiga buku lainnya,” kata dia.

Jujur dan lengkap

Membandingkan dengan biografi lainnya, biografi ini sangat jujur dan lengkap. Ini termasuk ‘kehidupan batin’, dunia emosi, keraguan, ketakutan, kebingungan. 
 
“Ong ingin buku ini berbeda dari biografi lainnya. Dan untuk menetapkan standar baru bagi biografi Indonesia, jadi saya berharap itu akan keluar seperti yang diinginkannya,” kata David.
 
Terkait judul buku ini, David Reeve mengungkapkan pesan utamanya adalah bahwa Ong memutuskan untuk menjalani hidup dengan caranya sendiri.
 
“Salah satu bagian dari kehidupan itu adalah untuk menunjukkan bahwa sejarah Indonesia itu penting, menarik untuk dilakukan, dan sangat relevan dengan Indonesia saat ini,” kata dia.
 

(UWA)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.