Jakarta: Pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi covid-19 dinilai bisa mencoba menjadi pengusaha melalui industri direct selling. Bisnis penjualan langsung ini juga sudah memberikan kontribusi besar kepada perekonomian negara.
 
Ketua MPR sekaligus Penasehat Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengatakan APLI sudah eksis serta mampu membantu masyarakat yang selama dua tahun lalu terpuruk akibat pandemi covid-19.
 
“Saya berharap, para karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja bisa beralih ke bisnis direct selling di bawah naungan APLI. Ini adalah bisnis yang menjanjikan, yang bisa dilakukan kapan saja, dan di mana saja,” ujar Bamsoet, dalam keterangan tertulis, Senin, 25 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Bamsoet membuka secara resmi acara APLI Exhibition 2022 di Pasaraya Blok M, Jakarta, pada Minggu, 24 Juli 2022. Acara yang digelar hingga 26 Juli itu diikuti 43 perusahaan anggota APLI dengan kegiatan Talk Show, Product Knowledge, Business Motivation, dan hiburan.
 
Acara yang menampilkan seluruh produk perusahaan anggota APLI ini diharapkan dapat memberikan informasi lengkap kepada masyakarat tentang produk dan seluk beluk industri direct selling.
 
APLI dipercaya sebagai satu-satunya asosiasi penjualan langsung Indonesia yang diakui federasi asosiasi penjualan langsung dunia atau World Federation of Direct Selling Asosiastion. Menurut Bamsoet, keberadaan APLI yang mewadahi perusahaan penjualan langsung. Asosiasi ini, ujar dia, juga satu-satunya yang diakui World Federation of Direct Selling Assosiation (WFDSA), dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia.
 
“Berbagai catatan positif dan kontribusi sektor penjualan langsung terhadap perkonomian nasional ini dapat kita rujuk dari berbagai perspektif. Pertama dari besarnya transaksi penjualan yang pada tahun 2019 sudah mencapai angka Rp16,3 triliun. Ini angka yang fantastis,” ungkap Bamsoet.
 
Dia mengatakan nilai itu bermakna besar bagi petumbuhan ekonomi nasional. Apalagi sektor industri penjualan langsung juga melibatkan jutaan mitra usaha yang mayoritas para UMKM dan para pengusaha-pengusaha pemula.
 
Selain itu, kata dia, industri direct selling memiliki karakter binsis yang tangguh dan adaptif. “Ketika era distrupsi teknologi dan berkembangnya paradigma digitalisasi ekonomi, telah menyebabkan, banyak sektor bisnis yang terdampak. Sektor industri penjualan langsung ternyata masih tetap eksis dan sangat efektif dengan memanfaatkan teknologi informasi,” kata dia.
 

Bamsoet menyampaikan bisnis yang lazim disebut MLM ini juga memiliki fleksibilitas yang bisa menjangkau dan dijalankan oleh banyak kalangan dan kelompok profesi, bahkan ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa, dan pelajar.
 
Kemudian, lanjut dia, industri direct selling memiliki kemampuan menampung ribuan pelaku usaha, termasuk para korban PHK yang terus meningkat cukup signifikan sebagai dampak dari pandemi covid-19.
 
“Bisnis penjualan langsung memberikan peluang bagi mereka untuk bangkit menjalankan bisnis serta membangun kemandirian ekonomi. Ini tentu bermakna penting, mengingat hingga Agustus 2021 lalu Kementerian Tenaga Kerja mencatat lebih dari 538 ribu pekerja telah mengalami PHK,” tutur Bamsoet.
 
Bamsoet yakin APLI akan memberikan nilai kemanfaatan dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya, menyumbangkan kontribusi positif bagi perekonomian nasional, serta tetap konsisten mewujudkan visi organisasi untuk memajukan sektor industri penjualan langsung secara sehat dan berkelanjutan. Lalu, melakukan adaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kemajuan bersama.
 
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Usaha, Kementerian Investasi (BPKM), Anna Nurbani, mengatakan industri direct selling justru semakin banyak berkibar saat perusahaan terpuruk akibat pandemi covid-19. Penjualan secara online yang dilakukan oleh perusahaan dan para membernya mampu menekan angka pengangguran di Indonesia dan mampu menggerakkan roda perekonomian di masa pandemi ini.
 
“Kementerian Perdagangan sendiri telah mencatat industri direct selling mampu memberikan income ke negara sebesar Rp16,3 triliun dengan melibatkan sekita 5,3 juta mitra usaha,” kata Anna.
 
Anna menyampaikan BKPM diarahkan untuk berkontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5 persen, yaitu melalui peningkatan target investasi sebesar Rp1.200 triliun pada 2022 atau naik 33,3 persen dibanding tahun sebelumnya.
 
“Kami harapkan dengan tumbuhnya industri direct selling ini tentunya juga pemerintah terus bekerja sama dan berkolaborasi dengan dunia usaha, termasuk APLI. Bekerja sama dalam memfasilitasi pelayanan perizinan berusaha atau memfasilitasi kendala dan permasalahan yang dihadapi pelaku usaha agar ke depan iklim investasi semakin kondusif,” ujar dia.
 
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Umum APLI Kanny V Soemantoro mengatakan APLI sudaj berkiprah selama 38 tahun. Dia yakin model bisnis yang dinaungi APLI bisa memberikan kontribusi luar biasa buat negara.
 
“Kami yakin bahwa model bisnis ini, platform kami dan produk kami sudah banyak memberikan kontribusi luar biasa baik karena produknya eksklusif dan platformnya yang mengajak banyak orang menjadi enterpreneur,” ujar CEO Nuskin ini.
 

(AZF)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.