Jakarta: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI akan terus menggenjot strategi dalam mengembangkan green banking dan transaction banking yang akan berdampak positif bagi bisnis perusahaan.
 

Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan pembiayaan hijau dan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi berkelanjutan tengah menjadi perhatian beberapa bank-bank besar di seluruh dunia.
 

Strategi BNI untuk mengembangkan green banking pun merupakan langkah tepat. Apalagi emiten perbankan ini berhasil menangkap perubahan yang sedang terjadi di dunia dan berusaha menjadi leading company di green financial services.







Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?




“Siapa yang mampu mencium perubahan pasar, akan menjadi pemimpin di sana. BNI tentu melihat ini sebagai sebuah kesempatan baru yang mereka bisa kembangkan,” kata Maximilianus, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 1 Agustus 2022.

Dia memperkirakan kinerja positif yang dibukukan BNI dan bank-bank lainnya akan berdampak positif pada pergerakan saham. Laba yang dibukukan oleh BNI merupakan sentimen yang positif, di mana sentimen positif cenderung memengaruhi harga saham.  
 
Pada laporan kinerja semester I-2022, BNI membukukan laba bersih mencapai Rp8,8 triliun atau tumbuh 75,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Net Interest Margin (NIM) berada di kisaran 4,7 persen, dan ditopang dari tingginya pencapaian non-interest income yang pada semester I-2022 mencapai Rp7,6 triliun atau naik 11 persen secara tahunan.
 
Dari sisi pembiayaan, BNI juga telah menyalurkan kredit sebesar Rp620,42 triliun, naik 8,9 persen yoy.
 

Sementara itu, Associate Director Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial menilai, strategi BNI dalam mendorong green banking dan transaction banking merupakan salah satu strategi BNI dalam diversifikasi sumber pembiayaan khususnya segmen korporasi, mengingat di sektor tersebut BNI berkompetisi dengan empat bank besar lain.
 

“BBNI mempunyai Price to Book Value (PBV) yang paling rendah di antara empat besar bank lain maka apabila turnaround-nya terbukti bagus, potential return-nya bisa bagus,” pungkas Janson.

 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.