Jakarta: Barito Pacific mendukung pengelolaan sampah melalui konsep ekonomi sirkular. Upaya ini sekaligus mendukung pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah yang tidak terkelola hingga 70 persen pada 2030, dan mengurangi kebocoran plastik laut pada 2025.
 
Melalui yayasan filantropi Yayasan Bakti Barito, perusahaan mendukung peng??elolaan sampah terpadu dan ekonomi sirkuler yang dijalankan organisasi kesiswaan Mapala UI dalam menjalankan kegiatan tahunan, yaitu Universitas Indonesia Membangun Nusa (UIMN).
 
Anggota Dewan Pembina Yayasan Bakti Barito Rudy Suparman mengatakan, program UIMN ini sejalan dengan program Bakti Barito dalam ekonomi sirkular, yaitu Bakti Kelola Lingkungan. Tujuannya adalah untuk membangun perilaku konsumsi yang bertanggung jawab dan edukasi tentang pengelolaan sampah. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Melalui Program Bakti Kelola Lingkungan, Bakti Barito berupaya memberikan pemahaman tentang pengelolaan sampah plastik yang tepat kepada masyarakat,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 17 Agustus 2022.
 
Yayasan Bakti Barito merupakan yayasan filantropi yang fokus untuk memberikan manfaat berarti bagi semua kepentingan hari ini dan esok. Berbagai kegiatan dilakukan baik di bidang pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan sosial. 
 
Adapun ekonomi sirkular bertujuan untuk membantu mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, limbah, dan polusi. Ekonomi sirkular dilakukan dengan memanfaatkan sampah agar bisa dikelola dan memiliki nilai ekonomi.
 

Salah satu kegiatan para mahasiswa UI ini adalah mengadvokasi ekonomi sirkular melalui program trash to cash dan community development di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).  
 
Program community development lainnya termasuk dengan mengadakan program Rumah Baca Nusantara, serta mendorong kemunculan UMKM baru yang berfokus pada suplai oleh-oleh khas Dusun Prajak yang berbahan dasar rumput laut. 
 
“Konsep UIMN yang mengusung nilai efektivitas, sinergitas, dan keberlanjutan pada setiap proyek kegiatannya merupakan landasan yang cukup untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan di daerah 3T,” ujar ketua pelaksana UIMN Tries Apriliando.
 
Terkait trash to cash, program ini mendukung pengelolaan sampah di Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, NTB yang selama ini masih belum optimal. Dengan adanya program ini diharapkan mendorong ekonomi sirkular dengan mengelola sampah plastik yang masih memiliki nilai ekonomi tinggi.
 

(END)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.