Penandatanganan yang ditandatangani Direktur Ritel & Syariah Bank DKI Babay Parid Wazdi dan Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho itu merupakan kelanjutan dari perwujudan sinergi Bank DKI dan Bank NTT yang sebelumnya telah melakukan penandatanganan MoU pembayaran digital melalui co-branding uang elektronik dan aplikasi digital.
“Bank DKI menyambut baik terjalinnya kerja sama antara Bank DKI dengan Bank NTT sebagai bagian dari sinergi BPD-SI dalam rangka perluasan transaksi nontunai ke seluruh Indonesia,” kata Babay Parid, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 17 Juli 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam kerja sama ini, tambahnya, Bank DKI akan menyediakan JakCard co-branding dengan desain yang ditetapkan oleh Bank NTT. Selain itu, Bank NTT dapat menggunakan platform digital ataupun produk e-channel milik Bank DKI yang akan terintegrasi dengan JakCard sebagai kartu prepaid milik Bank DKI.
“Adapun penggunaannya dapat digunakan untuk berbagai merchant yang telah bekerja sama dengan Bank NTT maupun sebaliknya,” kata Babay.
Sebagai informasi, pengembangan kartu uang elektronik JakCard Bank DKI telah dimulai sejak 2007 saat pertama kali izin JakCard diterbitkan. Hingga 2021, JakCard telah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan transaksi nontunai penggunanya seperti tiket transportasi MRT Jakarta, LRT Jakarta, Transjakarta, Railink, dan jaringan Mikrotrans.
Selain itu, JakCard juga dapat digunakan sebagai tiket masuk ke berbagai lokasi wisata dan pembayaran berbagai merchant. Kinerja JakCard hingga 2021 telah mencapai 3,8 juta kartu beredar dengan volume transaksi mencapai Rp10,5 miliar.
Adapun sampai kuartal II-2022, transaksi QRIS melalui layanan digital Bank DKI tumbuh 742 persen (yoy) menjadi Rp22,4 miliar dibandingkan dengan kuartal II-2021 sebesar Rp2,6 miliar. Selain transaksi QRIS, sampai dengan kuartal II-2022, jumlah pengguna JakOne Mobile mencapai 1,7 juta pengguna, dengan jumlah nominal transaksi mencapai Rp9,1 triliun.
(ABD)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.