Riyadh: Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi telah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap stabilitas pasar energi global selama kunjungan Presiden AS Joe Biden. Sejauh ini, harga minyak telah bergejolak dan menembus level USD100 per barel yang dipicu perang Rusia dan Ukraina serta diperkeruh campur tangan negara Paman Sam.
 
Mengutip The Business Times, Minggu, 24 Juli Juli 2022, dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah Biden mengadakan pembicaraan dengan pejabat senior Saudi termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman, AS menyambut baik komitmen Kerajaan untuk mendukung pasar minyak global yang seimbang. Hal itu guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
 
Kedua negara sepakat untuk berkonsultasi secara teratur di pasar energi global dalam jangka pendek dan panjang, dan juga untuk bekerja sama sebagai mitra strategis dalam transisi iklim dan energi.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Di sisi lain, OPEC dalam perkiraan pertamanya untuk tahun depan mengungkapkan permintaan minyak global akan meningkat pada 2023 tetapi pada kecepatan yang lebih lambat dari 2022. Hal itu dengan mengutip pertumbuhan ekonomi yang masih kuat dan kemajuan dalam menahan covid-19 di Tiongkok.

Dalam laporan bulanan, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak itu mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan akan naik 2,7 juta barel per hari (bph) atau 2,7 persen pada 2023. Sedangkan perkiraan pertumbuhan tahun ini tidak berubah pada 3,36 juta barel per hari.
 
Penggunaan minyak telah pulih dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi pada 2020 dan diperkirakan melampaui level 2019 di tahun ini. Prospek untuk 2023 menunjukkan tekanan pada pasokan dapat bertahan karena pertumbuhan produksi non-OPEC, yang telah terpukul oleh kerugian Rusia, diperkirakan memperlambat kenaikan permintaan.
 
“Pada 2023 ekspektasi pertumbuhan ekonomi global yang sehat di tengah perbaikan perkembangan geopolitik, dikombinasikan dengan ekspektasi perbaikan dalam pengendalian covid-19 di Tiongkok, diharapkan dapat mendorong konsumsi minyak,” pungkas OPEC dalam laporannya.
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.