“Ketinggian letusannya berkisar dari 500 hingga 1.200 meter dari puncak kawah,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok Stanis Arakian, Kupang, Sabtu, 2 Juli 2022.
Ia menjelaskan secara visualisasi gunung jelas hingga kabut 0-I, sementara asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna kelabu dan hitam dengan intensitas tebal dan tinggi. Letusan yang terjadi juga disertai dengan gemuruh dan dentuman sedang hingga kuat, teramati lontaran ke segala arah dengan jarak luncur lk 300-800 meter dari pusat erupsi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Letusan yang terjadi juga mengakibatkan kegempaan di sekitar pemukiman di bawah kaki gunung api dengan durasi berkisar dari 34-129 detik.
“Tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-1 mm (dominan 0.5 mm),” tegas dia.
Lebih lanjut, hingga saat ini aktivitas gunung api yang sempat meletus pada November 2020 itu sangat tinggi. Dan level III atau siaga masih berlaku hingga saat ini karena itu mereka mengeluarkan sejumlah rekomendasi agar warga sekitar waspada.
Baca: Gunung Merapi Erupsi 83 Kali Pekan Ini
Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan seperti berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh. Pada tanggal 14 Juni 2022 tingkat aktivitas Gunung api Ile Lewotolok masih berada pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi baru yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
Dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), masyarakat di sekitar gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah, radius 3.5 km untuk sektor Tenggara, radius 4 km untuk sektor Timur dan Timur Laut.
“Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok,” tutur Stanis.
Dia mengingatkan potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya. Karena itu, masyarakat yang berada di sekitar gunung Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
(NUR)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.