“Jadi ini langkah tepat dari GOTO bila mau masuk industri,” ungkapnya, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 31 Agustus 2022.
Cepat atau lambat, kata Asih, kehadiran GOTO akan membantu mendorong perbaikan dan kemajuan industri mata uang digital nasional. “Saya juga melihat next step GOTO akan mengarah untuk mengembangkan industri finansial. Tentu saja dengan GOTO jadi player di industri maka Kripto bisa jadi lebih mainstream lagi,” ucapnya.
Sebab, lanjut Asih, GOTO memiliki kapabilitas sebagai sebuah perusahaan dan memiliki ekosistem bisnis digital yang kuat. “Lebih dari capable untuk berinovasi lagi di dunia kripto. Bukan hanya perdagangan tapi bisa lebih lagi. Mereka bisa membuka kesempatan lebih besar lagi untuk berinovasi,” tegasnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Asih meyakini masuknya GOTO ke dunia blockchain diartikan sebagai tekad untuk membangun sesuatu. “Tidak hanya lihat valuasi dari Kripto tapi mereka melihat ekosistemnya,” tukasnya.
Berbagai inovasi dan inisiatif yang akan dilakukan GOTO usai akuisisi ini, diharapkan Asih, akan membantu proses sosialisasi dan edukasi dunia blockchain khususnya kripto agar semakin membumi. “Tapi saya rasa langkah akuisisi ini intensi sangat baik dari GOTO, bagaimana mereka masuk ke dunia kripto lewat jalur tepat,” ucapnya.
GOTO dalam keterbukaan informasi kepada publik mengumumkan pihaknya dan anak usaha perseroan yaitu DKAB mengambil alih atau akuisisi 100 persen saham PT Kripto Maksima Koin (KMK) pada 25 Agustus 2022.
Total saham yang diambil alih sebanyak 50 ribu saham yang mewakili 100 persen kepemilikan dalam KMK atau Kripto Maksima. GoTo mengambil alih saham Kripto Maksima senilai Rp124,83 miliar.
“Tujuan transaksi (adalah) perluasan kegiatan usaha perseroan melalui anak perusahaan perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan GOTO RA Koesomohadiani dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saat dikonfirmasi, GOTO menyatakan akan melakukan inkubasi atau berinvestasi ke dalam teknologi baru, khususnya teknologi rantai blok atau blockchain yang dinilai dapat memiliki peran vital dalam bidang teknologi finansial (fintech).
“Pada saat ini kami belum memiliki rencana khusus, dari waktu ke waktu kami terus melakukan inkubasi atau berinvestasi pada teknologi baru, agar kami dapat memanfaatkan kesempatan yang ada pada waktu yang tepat, dengan selalu mematuhi peraturan yang berlaku,” tutup Head of Corporate Communications GoTo Financial Alina Darmadi.
(ABD)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.