SURYA.CO.ID, KOTA KEDIRI – Bekumpulnya para anggota Paguyuban Alumni SMAN 1 Kediri atau Palmturi diharapkan ikut menjadi dorongan positif bagi kemajuan Kota Kediri. Karena itu Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar secara khusus datang untuk pembicara kegiatan Workshop Nasional III Palmturi yang berlangsung di Star Suite Hotel Kediri, Minggu (31/7/2022).

Kegiatan workshop juga dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting. Turut hadir Ketua Palmturi Pusat, Agusdien Faridh, Ketua Panitia Workshop Nasional Yulistiani, dan alumni SMAN 1 Kediri.

Mas Abu, sapaan wali kota mengungkapkan, beberapa waktu lalu pengurus Palmturi datang ke kantornya untuk berdiskusi dan Palmturi terkenal memberikan dampak yang positif. “Ini diakui oleh alumni yang lain. Terkenalnya itu Palmturi memberikan dorongan yang lebih untuk SMAN 1 Kediri,” kata Mas Abu.

Wali Kota Kediri mengajak kepada semua alumni, karena saat ini masih pandemi Covid-19 perekonomian masih belum seperti dulu. Sehingga dibutuhkan dorongan bersama yang diharapkan dapat dibahas dalam workshop ini.

“Kira-kira apa yang bisa kita berikan kepada Pemkot Kediri, sesama alumni, dan SMAN 1. Karena kalau tidak, kita akan ketinggalan oleh alumni yang lain. Saya lihat alumni yang lain juga ingin memberikan sumbangsih seperti yang dilakukan Palmturi,” ungkap Mas Abu.

Ia berpesan kepada semua Palmturi perlunya berpikir dalam skala lebih besar dalam memberikan sumbangsih. Yang ada ke depan, adalah Kediri Raya akan memiliki warna dengan adanya proyek bandara dan tol yang akan selesai pembangunannya pada 2023.

Diungkapkan, tetap ada kegelisahan karena setiap pembangunan pasti akan membawa dampak negatif maupun positif. Lantas ia mengajak Palmturi jika nanti bandara dibangun dan ada jalan tol harus membuat sesuatu untuk menangkap peluang adanya orang yang datang ke Kediri.

“Tidak sekedar dilewati saja, namun orang-orang bisa mampir ke Kediri. Caranya dengan membuat konsorsium,” ungkapnya.

Selain itu harus memiliki strategi untuk mengambil dampak dari adanya proyek bandara dan jalan tol. Kota Kediri harus belajar dari Jakarta, karena meskipun bandara ada di Tangerang, namun tetap menjadi destinasi dan aktivitas ekonomi.

“Kita mengajak bukan bermaksud apa-apa, tetapi kita seperti harus menyediakan mangkoknya, tempatnya dan cangkirnya kalau diibaratkan seperti itu. Agar bisa menerima luberan rezeki dari adanya bandara itu. Kalau sudah dipikirkan dibuat bersama-sama, saya rasa multiplier effect dari pembangunan besar itu bisa kita ambil,” jelasnya. *****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.