Labuan Bajo: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan penerapan sistem ekonomi sirkular dapat membawa manfaat besar bagi perekonomian Indonesia. Hal positif itu termasuk bagi Produk Domestik Bruto (PDB).
 
“Potensi ekonomi sirkular sangatlah besar. Di Indonesia sendiri, pendekatan sirkular dapat menghasilkan tambahan keseluruhan PDB,” kata Airlangga, saat membuka seminar bertakuk ‘Blue, Green, and Circular Economy: The Future Platform for Post-Pandemic Development’, dilansir dari Antara, Rabu, 13 Juli 2022.
 

Seminar tersebut merupakan bagian dari rangkaian pertemuan sherpa G20 kedua yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.







Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?




Ekonomi sirkular merupakan sistem ekonomi yang melibatkan strategi seperti rancangan yang inovatif, memperbaharui, meningkatkan dan mendaur ulang sampah dalam rantai pasok guna menjaga nilai produk komponen, dan bahan-bahan untuk waktu yang lama. Hal tersebut kemudian dapat menekan tingkat konsumsi dan emisi gas rumah kaca.

Menurut Airlangga, ekonomi sirkular merupakan bagian penting dalam mendukung tujuan berkelanjutan dengan mengeliminasi sampah dan polusi dari sistem ekonomi. Secara global, ekonomi sirkular memberikan alternatif yang dapat membawa manfaat ekonomi sebesar USD4,5 triliun pada 2030.
 

Bagi Indonesia, selain terhadap PDB, penerapan ekonomi sirkular juga dapat mengurangi sampah di masing-masing sektor sebesar 18-52 persen dan mengurangi emisi CO2 sebesar 126 juta ton, serta penggunaan air sebesar 6,3 miliar meter kubik.
 

Selain itu, 4,4 juta pekerjaan net kumulatif juga dapat tercipta, berbarengan dengan penyimpanan rumah tangga tahunan sebesar hampir sembilan persen dari anggaran mereka, yakni sebesar 4,9 juta per tahun pada 2030.
 

Meski demikian, Airlangga menggarisbawahi bahwa hingga hari ini hanya 8,6 persen ekonomi di dunia yang telah menerapkan pendekatan sirkular. “Ini mengindikasikan bahwa masih banyak yang harus dilakukan,” ujarnya.
 

Selain terkait ekonomi sirkular, Airlangga juga membahas pentingnya penerapan ekonomi biru dan hijau guna menjaga keseimbangan konservasi alam. Pertemuan Sherpa G20 kedua diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, mulai 10 hingga 13 Juli.

 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.