Jakarta: Seluruh dunia sekarang ini sedang menghadapi krisis bahan bakar minyak (BBM) karena berbagai kondisi. Melihat kondisi ini, kendaraan listrik dinilai bisa mnejadi solusi untuk krisis BBM yang ada sekarang ini.
 
Ketua Umum  Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, menjelaskan pemerintah sudah mengajak masyarakat untuk menggunakan mobil listrik untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Dia pun melihat subsidi yang diberikan oleh masyarakat sangat besar dan menyulitkan masyarakat.
 
“Subsidi untuk BBM itu luar biasa, pernah saya katakan pemerintah sangat mengerti bahwa saat ini masyarakat sedang sulit BBM subsidi, dan BBM ratusan triliun juga menyulitkan pemerintah,” ucap Moeldoko di Kemayoran Jakarta.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurutnya, kendaraan listrik ada solusi atas kondisi pelik yang dialami pemerintah. Terlebih, Moeldoko meyakini, bahwa Indonesia siap untuk langsung beralih ke kendaraan listrik sepenuhnya.
 
“Maka sebenarnya mobil listrik sebuah jawaban agar kita bisa melompat, bayangkan jika semua menggunakan mobil listrik ratusan triliun itu dialihkan untuk membangun sumber daya manusia,” lanjutnya.
 
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufik Bawazier, menambahkan 1 unit bus listrik setara dengan konsumsi 30 sedan. Kemudian secara keseluruhan, kendaraan listrik juga jauh lebih efisien.
 
“Bayangkan kalau Ibu Kota Jakarta transportasi publiknya menggunakan bus listrik, secara matematis hitungannya adalah 1.000 mobil listrik itu bisa menurunkan 500 barel minyak per hari. Jadi kalau satu tahun 1.000 mobil listrik itu dikalikan 360 hari, berarti 180.000 barel minyak akan dihemat oleh negara. Hitungannya 1 banding 30,” ucapnya dalam kesempatan yang sama.
 
“Masyarakat perlu diedukasi bahwa mobil listrik konsumsi 15 kWh untuk 100 km. Dia mengkonsumsi listriknya 1 kWh itu sekitar Rp 2.500, kalau pake BBM itu 100 km itu 5,5 liter. Itu dihitung saja. Mobil listrik masih lebih murah,” jelas Taufiek.
 

(ERA)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.