SURYA.CO.ID, KOTA PASURUAN – Kebangkitan olahraga binaraga dan fitnes di Kota Pasuruan memang mengejutkan. Bahkan tanpa menunggu uluran tangan dari KONI setempat, Perkumpulan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kota Pasuruan kembali membanggakan masyarakat Kota Pasuruan bangga karena menorehkan prestasi dalam kompetisi bertaraf nasional.

Tiga atlet binaan PBFI Kota Pasuruan berhasil menempatkan diri dalam jajaran juara di kejuaraan “Men Of Muscle” 3 yang masuk dalam agenda rutin PBFI Jawa Tengah di Karanganyar akhir pekan lalu.

Ketiga atlet Kota Pasuruan itu menjadi juara di masing-masing kategori kejuaraan yang diikutinya. Davi Rachmad Triyanto menjadi juara 9 di kategori New Muscle dan Teguh Arifianto menjadi juara 4 di kategori New Muscle. Kemudian Ainur Rofiq sukses menjadi juara 2 dalam kategori Midle Muscle.

Prestasi ketiga atlet ini memberi angin segar bagi dunia olahraga Kota Pasuruan yang sempat merosot dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2022 lalu.

Ketua PBFI Kota Pasuruan, Akhmad Ghozi mengatakan, prestasi itu menjadi semangat untuk terus membangun optimisme demi kemajuan dunia olahraga Kota Pasuruan setelah dalam Porprov ada tindakan yang memalukan.

“Kota Pasuruan sempat ditampar oleh salah satu cabornya sendiri dalam Porprov kemarin karena ketahuan memakai joki. Kondisi itu tidak baik, makanya prestasi atlet kami ini bisa jadi motivasi,” kata Ghozi.

Ia berharap, iklim cabor-cabor tetap terjaga untuk terus berprestasi demi kemajuan dunia olahraga Kota Pasuruan. Menurutnya, ini adalah prestasi PBFI tanpa harus menggantungkan ke KONI.

“Sampai detik ini, tak ada satu rupiah pun dana pembinaan yang masuk ke kami. Tetapi kami tetap cinta dan serius dalam mengembangkan atlet-atlet PBFI Kota Pasuruan ini,” lanjut Ghozi.

Dengan atau tanpa anggaran dari KONI, tambahnya, PBFI akan tetap maju dan terus mengembangkan prestasi atletnya. Ia mengaku serius melakukan program prestasi untuk PBFI ke depan lebih baik dan berkembang.

“Kalah menang adalah hal yang biasa. Paling tidak, mencoba adalah hal yang baik untuk mengukur kemampuan atlet kami. Prinsipnya, kami akan ikuti kejuaraan yang masuk agenda PBFI,” ungkapnya.

Ghozi mengaku memiliki tanggung jawab moral untuk mengembangkan prestasi atlet. Ia menilai akan percuma membina atlet tetapi tidak diberi kesempatan untuk mengikuti kompetisi.

“Latihan tanpa ikut kompetisi adalah hal yang sia-sia. Kami serius, berkomitmen dan akan total bagaimana atlet bisa berkembang tanpa harus menunggu anggaran pembinaan dari KONI,” tutupnya. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.