Jakarta:  Tahun ajaran baru biasanya identik dengan penyediaan segala kebutuhan sekolah, termasuk alat penunjang pembelajaran seperti alat tulis dan gambar. Tidak hanya sekadar alat tulis sesuai fungsi, alat tulis dan gambar juga harus memenuhi syarat keamanan bagi penggunanya.
 
“Salah satunya tidak mengandung toxic,” ungkap Public Relations Manager Faber-Castell International Indonesia, Andri Kurniawan, dalam siaran persnya, Jumat 1 Juli 2022.
 
Andri menjelaskan, bahwa orang tua harus memilih produk yang aman hal ini karena saat anak sedang asyik menulis, menggambar atau mewarnai, ada risiko residu yang tersentuh, terhirup, atau bahkan tertelan.  “Tentunya alat tulis atau gambar yang mengandung bahan berbahaya atau toxic, bisa menimbulkan dampak fatal terhadap anak.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Salah satu cara untuk memastikan bahwa produk-produk itu aman, adalah memperhatikan sertifikasi yang tertera dalam produk tersebut, yakni melalui EN 71 dan CE. Standar keamanan EN71 merupakan standar di negara-negara Eropa yang secara spesifik diberlakukan untuk mainan, termasuk alat mewarnai. 
 
Standar ini yang dipenuhi berbagai produk alat tulis seperti Faber-Castell.  Salah satunya karena diproduksi di Indonesia juga diekspor ke Eropa. “Maka kualitas produk yang dijual di Indonesia setara dengan yang dipakai oleh anak-anak di Eropa,” terangnya
 
Untuk itu, jelang tahun ajaran baru ini, pihaknya meluncurkan #Amanberkreasi.  Sebuah kampanye yang mengajak masyarakat untuk lebih selektif dengan memperhatikan aspek keamanan dari produk-produk tulis dan gambar yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar di tahun ajaran baru mendatang.
 
“Selain itu ajakan ini juga mendorong anak-anak untuk berani berkreasi dengan melakukan eksplorasi hal-hal yang baru,” tambah Andri.
 
Hal ini tentunya didasari dari banyaknya kecemasan orang tua yang muncul dari metode daring selama pandemi, di mana berkurangnya kreativitas anak. Aktivitas seperti menggambar, mewarnai, dan membuat prakarya bisa jadi terasa berbeda saat dilakukan bersama-sama dalam ruang kelas, dibandingkan dengan lewat layar gawai. 
 
Kini saat sekolah kembali dibuka, orang tua dan anak kembali punya keleluasaan mengasah kreativitas di rumah, untuk dibawa ke ruang kelas nanti.  Untuk hal ini, Andri mengajak orang tua untuk memberikan dukungan kepada anak untuk berkreasi, di antaranya dengan menyiapkan ruangan dan alat bagi si anak untuk berkreasi, beri dukungan dengan pujian dan penghargaan atas kreasi yang dibuat si anak.
 
“Tidak kalah pentingnya bahwa anak juga akan termotivasi jika orang tua dapat meluangkan waktunya dengan terlibat dalam proses pembuatan karya, tentunya akan memberikan kesempatan yang sangat baik bagi tumbuh kembang anak,” ujar Andri.
 
Baca juga: Kemendikbudristek Bakal Revitalisasi 38 Bahasa Daerah di 12 Provinsi
 

 

(CEU)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.