Seoul: Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyerukan hubungan perdagangan yang lebih dalam di antara sekutu untuk memperkuat rantai pasokan mereka, memerangi inflasi, dan menggagalkan praktik perdagangan tidak adil Tiongkok. Selain itu, upaya mendominasi pasar bahan baku dan teknologi utama.
 
“Kami tidak dapat membiarkan negara-negara seperti Tiongkok menggunakan posisi pasar mereka dalam bahan baku, teknologi, atau produk utama untuk mengganggu ekonomi kami dan menggunakan pengaruh geopolitik yang tidak diinginkan,” kata Yellen, dilansir dari Channel News Asia, Minggu, 24 Juli 2022.
 
Sebaliknya, Yellen mengatakan, Amerika Serikat dan sekutu seperti Korea Selatan harus fokus pada menopang teman atau mendiversifikasi rantai pasokan mereka. Kondisi itu untuk lebih mengandalkan mitra dagang terpercaya, memperkuat ketahanan ekonomi, dan menurunkan risiko.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Yellen mengatakan hal itu guna mempertahankan dinamisme dan pertumbuhan produktivitas yang datang dengan integrasi ekonomi, sambil membantu melindungi warga di Amerika Serikat dan Korea Selatan dari kenaikan harga yang disebabkan oleh risiko geopolitik.

Adapun kekuatan Barat telah berlomba untuk mengakhiri ketergantungan mereka yang berlebihan pada Tiongkok sebagai pemasok utama sejak dimulainya pandemi covid-19, yang mengekspos kerapuhan rantai pasokan global dan membuka kesenjangan dalam kapasitas domestik di sektor-sektor utama.
 
Ia mengatakan pandemi dan perang Rusia di Ukraina -tindakan yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus- memperjelas perlunya mengatasi kerentanan rantai pasokan dan bekerja untuk mengurangi kemacetan dan kekurangan yang telah mendorong harga lebih tinggi di seluruh dunia.
 
Di sisi lain, Yellen menyoroti serangkaian investasi yang baru-baru ini dilakukan LG untuk memperluas produksi baterai kendaraan listrik di Amerika Serikat. Dia mengatakan kunci pendekatan baru pada perdagangan mengharuskan negara-negara untuk memperhitungkan biaya rantai pasokan yang terlalu terkonsentrasi, kekhawatiran, dan nilai geopolitik.
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.