Berita Nganjuk

SURYA.co.id | NGANJUK – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Nganjuk menyelenggarakan pelatihan berbasis masyarakat, yakni kegiatan pelatihan menjahit modes kelanjutan.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tenaga kerja sebelum masuk dunia kerja di Nganjuk.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Disnaker Nganjuk, Muslim Harsoyo, mengatakan pelatihan tersebut dilaksanakan untuk mendorong terciptanya tenaga kerja yang berkualitas, terampil, kompeten dan berdaya saing.

“Itu sesuai dengan arahan dan harapan Bapak Plt Bupati Nganjuk, sehingga dengan kegiatan tersebut dapat membentuk sikap dan etika bekerja yang baik,” kata Muslim Harsoyo saat membuka pelatihan di Kecamatan Ngluyu, Nganjuk, Selasa (19/7/2022).

Dikatakan Muslim Harsoyo, pihaknya berharap agar pelatihan menjahit berbasis masyarakat itu tidak hanya dilakukan secara seremonial saja.

Tetapi kegiatan pelatihan harus bisa terus ditingkatkan, sehingga bisa memberikan manfaat dan dampak positif dalam menunjang perekonomian bagi masyarakat Nganjuk.

“Makanya, untuk peserta semoga bisa mengikuti pelatihan dengan baik dan nantinya para peserta pelatihan dapat berkembang dan menciptakan wirausaha baru di wilayah Nganjuk,” ucap Muslim Harsoyo.

Sementara Kepala Disnaker Nganjuk, Supiyanto menjelaskan, program pelatihan menjahit berbasis masyarakat tersebut diikuti oleh sebanyak 20 orang peserta.

Pada kegiatan tersebut merupakan program lanjutan dari tahun sebelumnya yang sudah mengikuti pelatihan dasar untuk menjahit.

Meskipun masih pelatihan dasar menjahit, dikatakan Supiyanto, peserta menjahit sudah bisa menerima orderan jahitan dari lingkungan sekitarnya.

“Hal tersebut menunjukan sudah ada dampak positif dari pelatihan tersebut yang juga bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan di Nganjuk,” kata Supiyanto.

Memang, diakui Supiyanto, kegiatan pelatihan itu sesuai dengan program unggulan dari Pemerintah Daerah dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Nganjuk, di mana dasar pelaksanan pelatihan ini itu sendiri berasal dari DPA-SKPD Tahun 2022 yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2022.

“Pelatihan menjahit berbasis masyarakat ini dilaksanakan selama 15 hari. Untuk para peserta pelatihan mendapatkan alat tulis kantor (ATK), kaos pelatihan dan tas dan lainnya,” tutur Supiyanto.


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.