Berdasarkan data Siskohat Kementerian Agama, sebelum puncak haji Armuzna (4 Juni-7 Juli 2022) ada 27 orang wafat. Sementara pada saat Armuzna (8–12 Juli 2022) ada 16 orang wafat. Untuk pascaarmuzna (13 juli–sekarang) ada 14 orang wafat. Total 57 orang wafat di Arab Saudi dalam penyelenggaraan haji 1443 Hijriah.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan setelah Armuzna, jemaah bahkan petugas umumnya mengalami kelelahan. Di samping itu, kondisi kesehatan jemaah juga beragam dan belum sepenuhnya terdeteksi. Pada sisi lain, sebagai pembina, KBIHU juga ingin memanfaatkan kesempatan selama di Tanah Suci untuk mendampingi jemaah dalam mengoptimalkan ibadahnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kami berharap ada proses komunikasi yang intensif, baik antara kami, KBIHU, dan petugas sektor, sehingga keduanya bisa berjalan dengan baik,” kata Hilman dalam keterangannya melansir Mediaindonesia.com, Senin, 18 Juli 2022.
Hilman meyakini bahwa kematian adalah takdir Tuhan. Namun, dia berharap ada upaya bersama untuk menjaga kesehatan jemaah dengan melakukan tindakan preventif.
“Kemenag tidak ada larangan apapun terkait kegiatan ibadah. Yang kita inginkan, dipastikan jemaah yang mengikuti kegiatan tersebut dalam kondisi prima. Yang belum fit, bisa ditunda sampai stabil untuk bisa melakukan aktivitas fisik,” papar Hilman.
Hilman menginginkan ke depan bisa mendiskusikan banyak hal terkait penyelenggaraan haji dengan KBIHU dan ormas keislaman. Dia menyampaikan terima kasih atas kontribusi dan keterlibatan KBIHU dalam membina jemaah. Dia berharap KBIHU bisa bersama-sama mengantarkan kemabruran jemaah sampai bertemu keluarganya kembali di Tanah Air.
Bimbingan manasik Sebelumnya, Ketua PPIH Arab Saudi yang juga Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menjelaskan bahwa pemerintah terus berusaha menyiapkan seluruh sarana prasarana pendukung agar pelaksanaan ibadah berjalan lebih baik. Tapi inti dari penyelenggaraan haji adalah ibadah.
Sehingga, kata dia, hal itu menjadi tantangan bersama untuk merumuskan bimbingan manasik yang efektif. Dengan begitu jemaah bisa melaksanakan ibadah hajinya dengan baik.
“Pastikan jemaah yang masuk dalam kelompok bimbingan paham substansi manasik haji. Jemaah yang sepuh misalnya, yang penting mereka mengetahui rukun, wajib, dan hal-hal yang dilarang saat ihram. Rukun menentukan sahnya ibadah. Wajib dan muharramat penting diketahui agar jemaah tidak melanggar lalu harus membayar dam,” terang Arsad.
Ia berharap pelaksanaan kegiatan KBIHU dapat dikoordinasikan dengan petugas kloter dan sektor. Dia mengapresiasi progress KBIHU tahun ini yang dinilainya jauh lebih bagus.
Arsad berharap program KBIHU dapat disesuaikan dengan kesehatan jemaah sehingga tidak menyebabkan kelelahan. Menurut dia, salah satu faktor penyebab kematian adalah kelelahan.
“Kita semua berharap jemaah bisa kembali dengan selamat sampai Tanah Air. Mari berikan pilihan kepada jemaah. Jika ada di antara mereka yang tidak mampu, bisa dibadalkan. Ini pilihan bijak dalam pelaksanaan ibadah haji,” jelas dia.
Perwakilan KBIHU dari masing-masing sektor mengapresiasi layanan yang telah diberikan oleh PPIH Arab Saudi. Mereka menilai upaya pemerintah dalam memberikan layanan kepada jemaah haji sudah sangat maksimal.
Tidak sedikit dari pimpinan KBIHU yang sudah berpengalaman dalam bimbingan sejak tahun 70-an dan mengakui progress layanan kepada jemaah dari tahun ke tahun terus membaik. KBIHU juga menyambut baik rencana Kementerian Agama untuk menjalin komunikasi secara intensif dengan KBIHU dan ormas keislaman dalam rangka merumuskan formula manasik haji yang lebih efektif, relevan dengan kondisi terkini di Arab Saudi, serta memperhatikan kesehatan jemaah haji.
Dalam rapat itu hadir Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Staf Khusus Menag Ishfah Abidal Aziz, Direktur Bina Haji yang juga Ketua PPIH Arsad Hidayat, serta para konsultan ibadah dan Kepala Bidang Bimbingan Ibadah Alam Agoga Hasibuan.
Pertemuan itu juga diikuti sejumlah pimpinan KBIHU yang mewakili masing-masing sektor perumahan jemaah haji Indonesia yang ada di Makkah Al-Mukarramah. Rapat ini antara lain membahas tentang ikhtiar bersama untuk mengambil langkah preventif dalam menjaga kesehatan jemaah, khususnya setelah menjalani puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
(LDS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.