Jakarta: Masyarakat Indonesia semakin sulit memiliki rumah karena kenaikan harga setiap tahunnya. Selain itu kenaikan harga tanah yang menjadi pokok sektor perumahan bisa membuat generasi muda semakin sulit membeli rumah sendiri. 
 
Marine Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan bahwa tingkat kenaikan harga hunian tersebut tentunya di atas laju purchasing power bagi kebanyakan pencari rumah sehingga menjadi masalah bersama yang perlu dicari solusinya. 
 
Apalagi berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, angka backlog kepemilikan perumahan mencapai 12,75 juta dimana angka tersebut belum termasuk pertumbuhan keluarga baru yang diperkirakan sekitar 700 ribu hingga 800 ribu per tahunnya.






Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Sebagai salah satu solusi, pemerintah telah menawarkan skema Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebagai dukungan likuiditas pembiayaan bagi perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Juli 2022.
 
Sebanyak 178.728 unit rumah subsidi berhasil disalurkan sepanjang tahun 2022 dengan peningkatan jumlah dan nilai subsidi setiap tahunnya. Namun, program di hilir melalui subsidi angsuran rumah ini idealnya diiringi juga dengan berbagai kebijakan dan program lain di hulu agar pemerintah dapat membantu penyediaan hunian secara lebih menyeluruh.
 
Selain itu, besarnya subsidi angsuran KPR melalui program FLPP yang jika dirata-rata mencapai Rp110 juta per transaksi adalah angka yang cukup besar jika dibanding harga rumah subsidi yang maksimal senilai Rp160 juta. 
 
“Besarnya subsidi angsuran ini tidak lepas dari tingginya suku bunga KPR di Indonesia dibanding negara lain,” ungkapnya.
 
Meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia telah berada di level 3,5 persen sejak Februari 2021 hingga Juni 2022 namun saat ini suku bunga KPR masih ada di kisaran 7,9 persen. Pemerintah perlu melihat kebijakan finansial secara menyeluruh sebagai bagian dari upaya membantu penyediaan perumahan. 
 

“Selain program di hilir seperti subsidi angsuran dalam program FLPP, idealnya kebijakan di hulu juga mendapat perhatian. Tingginya harga lahan perlu intervensi dari pemerintah baik secara langsung dengan menyediakan hak guna lahan, ataupun bentuk intervensi lain terhadap penyediaan lahan,” ujar Marine.
 
Pemerintah juga perlu menegaskan kembali tentang payung hukum yang dapat memberi rasa aman, preferensi dan insentif terhadap perumahan vertikal atau rumah susun. 
 
Temuan Rumah.com Consumer Sentiment Survey H1 2022, mengungkap bahwa hanya ada dua persen responden yang menjadikan apartemen sebagai pilihan utama ketika mempertimbangkan untuk membeli hunian dalam waktu satu tahun ke depan.
 
Rendahnya minat responden tidak mempertimbangkan untuk membeli apartemen disebabkan dua alasan utama yaitu pertama nilai lebih untuk harga yang sama dengan membeli rumah tapak dan alasan kedua adalah ketidaksukaan tinggal di gedung bertingkat tinggi. Rendahnya minat terhadap apartemen ini cukup mengkhawatirkan di tengah semakin terbatasnya lahan dan kemampuan untuk membeli.
 
“Menjadikan apartemen sebagai pilihan yang menarik bagi pencari rumah adalah pekerjaan rumah bagi segenap industri properti dan pemerintah. Keengganan dan kekuatiran pencari rumah harus dijawab dengan kepastian, rasa aman, dan pilihan produk yang tepat. Mengingat keterbatasan lahan, tugas ini makin mendesak untuk segenap pemangku kepentingan,” ujarnya.
 
Marine juga memberikan semangat bagi keluarga muda yang masih tinggal dengan orang tua atau mertuanya agar tidak usah berkecil hati. Tinggal bersama orang tua atau mertua menjadi kesempatan untuk berbakti, tentunya dengan saling menghormati privasi dan saling bertanggung jawab.
 
“Tinggal bersama orang tua atau mertua bisa menjadi penghematan sekaligus langkah awal memiliki rumah sendiri dan memberi kesempatan untuk lebih memahami area-area yang menjadi incaran. Bagi keluarga muda yang sedang mencari hunian idaman bisa mengunjungi Rumah.com karena tersedia berbagai panduan, tips, serta data dan analisa yang membantu pencari hunian sebelum bertransaksi membeli rumah,” kata Marine.
 

(KIE)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.