Jakarta: Presidensi G20 Indonesia akan mendorong lembaga keuangan dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memiliki akses permodalan dan pasar yang lebih luas. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Presidensi G20 Indonesia akan mendorong kemitraan global untuk inklusi keuangan dengan menghadirkan infrastruktur, seperti sistem pembayaran dan peraturan yang kompatibel antarnegara.
 
“Ini penting karena kami ingin memastikan tema Recover Stronger dan Recover Together tidak hanya terjadi antarnegara, tetapi juga di rasakan di dalam setiap negara,” ujarnya, dalam talkshow The Jakarta Post Spotlight #12: G20 Digital Transformation: Resilient MSMEs for Global Economic Recovery, dikutip Senin, 11 Juli 2022.
 
Ia menambahkan, saat ini Pemerintah masih terus bekerja untuk merealisasikan target level inklusi keuangan dalam negeri sebesar 90 persen di 2024 yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Untuk mencapai inklusi keuangan yang ditetapkan, harus didukung juga dengan literasi keuangan, terutama bagi UMKM. Oleh karena itu, katannya, Pemerintah Indonesia melalui OJK dan Bank Indonesia, terus mendorong literasi keuangan di masyarakat.

Anggaran untuk meningkatkan infrastruktur digital

Saat ini, pemerintah menyediakan alokasi anggaran untuk meningkatkan infrastruktur digital, seperti satelit dan fiber optik, sehingga internet bisa diakses dari seluruh wilayah di Indonesia. Semua hal ini didukung dengan peraturan yang menjamin perlindungan data konsumen dan kepastian untuk berinvestasi.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ia juga menambahkan, UMKM menjadi salah satu fokus utama pemerintah. UMKM telah menyumbang sekitar 60 persen dari total GDP Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPC-PEN), yang salah satu misinya adalah mendukung kelangsungan bisnis UMKM serta menyediakan jaring keamanan sosial bagi kelompok rumah tangga rentan.
 
Dalam menghadapi ancaman akan inflasi ekonomi global akibat pandemi dan juga efek konflik Rusia-Ukraina, Sri Mulyani melihat UMKM memiliki peran penting untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan jaring pengaman sosial. Terutama dengan ancaman krisis pangan dan energi yang dapat muncul dari konflik tersebut.

Untuk itu, Pemerintah telah mengalokasikan tambahan pendapatan negara yang akan difokuskan pada tiga aspek:

  1. Melindungi masyarakat di fase pemulihan ekonomi dari pandemi.
  2. Memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi.
  3. Memastikan kesehatan dan keberlanjutan anggaran pemerintah.

UMKM mampu hadapi tantangan pandemi dan konflik Rusia-Ukraina


Pada kesempatan yang sama, Co-Chair Trade & Investment Task Force B20 2022 Juan José Daboub menyatakan, dengan dukungan yang tepat, UMKM dapat beradaptasi menghadapi berbagai tantangan akibat pandemi covid-19 dan konflik Rusia-Ukraina.
 
“Bahkan saya kira UMKM dapat beradaptasi lebih cepat dibandingkan perusahaan besar, karena lebih mudah untuk menggerakkan kapal kecil dibandingkan kapal yang lebih besar,” ujar Daboub yang merupakan mantan Managing Director World Bank.
 
Optimisme ini muncul dari pengelolaan anggaran yang sangat baik dan kinerja Pemerintah Indonesia selama ini. Bahkan ketika ada beberapa negara yang tidak memiliki dana, namun Pemerintah Indonesia masih memiliki cadangan yang digunakan untuk menggerakkan perekonomian. Namun yang tidak kalah penting, lanjut dia, yakni memastikan bantuan ekonomi yang disalurkan dapat diterima oleh kelompok yang benar-benar membutuhkan.
 

Berangkat dari kesuksesan tersebut, Daboub juga menyampaikan Trade & Investment Task Force B20 sudah merancang empat program utama sebagai turunan dari tiga pilar Presidensi G20. Salah satunya, mendorong negara-negara yang terlibat di dalamnya untuk berpartisipasi dalam rantai pasokan global agar meningkatkan produktivitas UMKM.
 
“B20 juga ingin mendorong lebih banyak investasi yang masuk, memanfaatkan standar dagang internasional dan memaksimalkan transformasi teknologi digital dalam mencapai target tersebut,” tutup Daboub.
 

(AHL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.