Jakarta:  Shafna Puspita Prastya memang patut berbahagia saat dinyatakan lolos sebagai mahasiswa baru di Departemen Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (UGM).  Tak sekadar lolos, kebahagiaan Shafna pun semakin paripurna karena ia juga lolos melalui program Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).
 
Shafna mengaku, ia hampir saja tak lolos karena tidak jeli. Semula ia memantapkan diri memilih program studi statistika, Departemen Matematika, FMIPA UGM, tetapi berpindah karena ada teman sekelas yang memiliki pilihan sama.  
 
Shafna mengaku beruntung bergabung dalam grup WhatsApp sekolah yang beranggotakan siswa-siswa yang masuk kuota SNMPTN. Ia sempat melihat salah satu temannya sudah menentukan pilihan di Statistika UGM, padahal ia memiliki nilai yang jauh lebih baik dengan mengantongi piagam olimpiade.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sempat limbung dengan pilihannya, ia pun menemui guru BK. Ia memperkirakan jika tetap kekeh pada pilihan tentu tidak akan lolos karena bagaimanapun kuota SNMPTN terbatas.  
 
“Saya sempat nangis di guru. Guru menanyakan punya pilihan lain? Saya jawab ada kalau tidak geologi ya geofisika. Ditanya lagi nilaimu kuat di mana? Fisika, guru pun menyarankan untuk mencoba geofisika. Ya wis saya pun mencoba saja. Alhamdulillah rezekinya memang di sini. Mungkin kalau tidak merubah saya tidak di sini karena teman saya yang pilih statitiska UGM tida diterima,” ucap Shafna dilansir dari laman UGM, Sabtu, 9 Juli 2022.

Menentukan Pilihan

Tidak sekali ini lulusan SMAN 1 Temanggung ini berpindah jalur pilihan. Dara kelahiran Temanggung 10 Maret 2004 ini sempat punya cita-cita menjadi seorang dokter karena ayahnya almarhum Tri Utoro bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo Magelang.
 
Bahkan, saat duduk di SMP Negeri 1 Parakan ia pun pernah berkeinginan suatu saat melanjutkan studi ke STAN. Cukup serius dengan keinginan itu, ia pun mulai mengumpulkan buku-buku terkait STAN hingga bergabung di grup-grup yang ingin melanjutkan studi ke STAN.
 
“Terus saat pas di SMA Negeri 1 Temanggung kok IPA, STAN itu kan enaknya kalau IPS jadi niatan ke STAN mengendur, malah terus ingin ke Sekolah Tinggi Ilmu Statistika. Kepikiran terus, ndilalah ranking saya bagus di kelas maka saya berusaha kejar terus agar bisa masuk kuota SNMPTN,” ungkapnya.
 
Jika pilihan kemudian jatuh pada program studi Geofisika FMIPA UGM, kata Shafna, itu bukan asal memilih agar bisa diterima tetapi jauh-jauh hari memang sudah mengulik informasi soal Geofisika. Bahkan, sebelum mendaftar ia pun mencari-cari informasi terkait mata kuliah Geofisika.
 
“Geofisika itu apa aja, takutnya nggak sejalan terus saya juga sempet tanya kakak kelas yang sudah keterima, juga mencari informasi prospek kerjanya. Kan kebanyakan di BMKG, ya saya juga ingin bisa kerja di BMKG, ya pokoknya Bismillah saja,” ungkapnya.

 

Halaman Selanjutnya

  Sosok Ayah Atas keberhasilan…

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.