Sukkur: Bantuan internasional mulai mengalir ke Pakistan di saat negara tersebut sedang berjuang mengatasi bencana banjir, yang terjadi sejak Juni dan berdampak pada lebih dari 33 juta orang.
 
Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) melaporkan bahwa angka korban tewas banjir di Pakistan hingga Senin ini telah mencapai 1.061 orang. Namun, angka final korban tewas bisa lebih tinggi lagi karena akses menuju ratusan desa di area pegunungan Pakistan terputus akibat banjir.
 
Banjir di Pakistan telah menghancurkan hampir satu juta rumah. Menteri Perubahan Iklim Sherry Rehman menyebut bencana kali ini sebagai ‘monster monsun.’





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Bencana banjir tahun ini sebanding dengan yang terjadi pada 2010 – yang terburuk dalam sejarah Pakistan. Kala itu, lebih dari 2.000 orang meninggal dan hampir seperlima dari Pakistan terendam banjir.
 
Jutaan hektare lahan pertanian di Pakistan diguyur hujan tanpa henti selama berminggu-minggu. Banyak sungai di Pakistan, termasuk Sungai Indus, telah meluap di tengah bencana banjir tahun ini.
 
Di dekat Sukkur, sebuah kota di provinsi Sindh selatan, seorang petani mengaku terpukul akibat sawahnya hancur diterjang banjir.
 
“Tanaman kami membentang lebih dari 5.000 hektare, di mana beras kualitas terbaik ditaburkan dan mungkin dimakan oleh Anda dan kami,” kata Khalil Ahmed (70).
 
“Semuanya sudah habis,” sambung dia, dikutip dari AFP, Senin, 29 Agustus 2022.
 
Sementara itu, sebagian besar wilayah Sindh saat ini menjadi lansekap air tak berujung. Hal ini menghambat operasi bantuan besar-besaran yang dipimpin militer Pakistan.
 
“Tidak ada landasan yang tersedia, pilot kami sulit untuk mendarat,” kata seorang perwira senior.
 
Baca:  Turki Kirim 4 Pesawat Pengangkut Bantuan untuk Korban Banjir Pakistan

Bantuan Keuangan

Pakistan membutuhkan bantuan keuangan untuk mengatasi banjir. Menteri Luar Negeri Bilawal Bhutto-Zardari berharap lembaga keuangan seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dapat turut membantu.
 
Negara Asia Selatan itu sudah berada dalam krisis ekonomi, menghadapi inflasi tinggi, mata uang terdepresiasi, dan defisit transaksi berjalan.
 
Dewan IMF akan memutuskan pekan ini apakah akan mengeluarkan USD1,2 miliar sebagai bagian dari program dana talangan ketujuh dan kedelapan untuk Pakistan.
 
Bhutto-Zardari mengatakan, IMF diperkirakan akan menyetujui pembebasan tersebut, mengingat kesepakatan antara pejabat Pakistan dan staf IMF telah dicapai. Ia berharap dalam beberapa bulan mendatang, IMF dapat mempertimbangkan dampak kehancuran banjir di Pakistan.
 
“Ke depan, saya berharap tidak hanya IMF, tetapi komunitas dan lembaga internasional untuk benar-benar memahami tingkat kehancuran (di Pakistan),” pungkasnya.
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.