Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Yair Lapid berharap dapat bertemu Presiden AS Joe Biden untuk membahas perjanjian nuklir baru Iran yang tampaknya hampir mencapai fase akhir. Namun usahanya itu tidak membuahkan hasil, karena Biden ternyata sulit dihubungi.
 
Menurut laporan The Jerusalem Post, dilansir dari Yahoo News, Senin, 29 Agustus 2022, Gedung Putih mengatakan bahwa Biden memang sulit dihubungi karena sang presiden sedang berlibur hingga Rabu mendatang.
 
Lapid dan Biden sama-sama dijadwalkan berbicara dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Ia pun berharap bisa bertemu langsung Biden, baik di sela-sela pertemuan PBB atau di kesempatan lain.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Israel selama ini pesimistis mengenai perkembangan terbaru perjanjian nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Iran dan negara-negara P5+1 terus maju mundur dalam negosiasi perjanjian tersebut.
 
Namun Lapid tetap berharap komunikasi Iran dengan para pejabat Gedung Putih berdampak positif terhadap perkembangan negosiasi JCPOA.
 
“(JCPOA) ini adalah kesepakatan yang buruk,” ujar Lapid dalam pertemuannya dengan partai Yesh Atid, sembari mengatakan bahwa AS telah merespons beberapa tuntutan terbaru dari Iran dan Israel.
 
“Amerika menerima sebagian besar tuntutan yang kami inginkan, dan itu adalah perubahan yang baik,” tambah Lapid.
 
Lapid dan Biden bertemu pada saat kunjungan kepresidenannya pada Juli lalu di Israel, dan keduanya telah mengadakan konferensi pers bersama. Tetapi hal itu dilakukan sebelum Uni Eropa melayangkan penawaran “terakhir” untuk JCPOA.
 
Semenjak itu, Lapid melakukan berbagai pertemuan dengan pemimpin Jerman dan Prancis, yang merupakan bagian dari perwakilan negosiasi JCPOA bersama dengan AS, Inggris, Rusia, dan Tiongkok di tahun 2015.
 
Setelah pertemuannya bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron, Lapid mengatakan bahwa mereka “telah mendiskusikan pentingnya mencegah Iran dalam memperoleh senjata nuklir.”
 
Macron telah mengakui bahwa keadaan kesepakatan JCPOA saat ini tidak membahas isu-isu tertentu, termasuk program rudal balistik Iran. Namun, ia mengatakan bahwa kesepakatan itu tetap “berguna dan lebih baik dibandingkan tidak ada kesepakatan sama sekali.”
 
Baca:  Macron Yakin Perjanjian Nuklir Iran 2015 Masih Bisa Dihidupkan Kembali
 
Dalam beberapa hari terakhir, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz melakukan pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan.
 
Kepada Post, Kemenhan Israel mengatakan bahwa Gantz akan mendorong peningkatan kapabilitas Israel dalam menghadapi Iran, dengan menekankan “pentingnya mempertahankan dan memajukan kapabilitas operasional, baik untuk tujuan pertahanan maupun penyerangan dalam menghadapi program nuklir Iran dan juga agresi regionalnya.” (Gracia Anggellica)
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.