Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyebut kasus pembunuhan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat (J) sangat memengaruhi kepercayaan masyarakat. Kinerja baik Polri dalam penanganan covid-19 langsung hancur karena pembunuhan yang diduga dilakukan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
 
“Memang tren kepercayaan Polri itu naik drastis apalagi keberhasilan ketika covid-19 sampai Hari Bhayangkara, tetapi begitu ada kejadian Ferdy Sambo itu langsung nilainya kepercayaan publik itu terjun bebas,” kata Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto dalam acara Crosscheck by Medcom.id bertajuk ‘Reformasi Tradisi ‘Geng Orang Siapa’ di Polri’ pada Minggu, 28 Agustus 2022.
 
Wahyu mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap Polri sebelum kejadian pembunuhan Brigadir J tinggi. Kepercayaan itu didapat dari upaya Polri menangani wabah covid-19 di Indonesia sampai Hari Bhayangkara.
 

Namun, upaya Polri dihancurkan seketika oleh Sambo. Drama Duren Tiga itu langsung membuat masyarakat tidak mempercayai Korps Bhayangkara.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Jadi, langsung kalau boleh dibilang turun sampai ke titik ada di paling bawah,” ujar Wahyu.
 
Dia mengatakan penurunan kepercayaan masyarakat terhadap Polri karena kasus Sambo ini wajar. Pasalnya, kata dia, kepercayaan masyarakat terhadap Polri sangat dinamis.
 
“Pada isu isu tertentu itu bisa langsung turun ketika Polri tidak membuat momentum untuk reborn maka akan menjadi masalah yang berkepanjangan,” tutur Wahyu.
 
Polri harus bisa memanfaatkan setiap momentum untuk mengembalikan kepercayaan publik. Menurut Wahyu, kesempatan itu ada banyak.
 
“Sebetulnya momentum untuk Polri itu selalu ada, hanya digunakan atau tidak momentum itu. Sekarang ini momentum itu harus digunakan jadi krisis ini diubah jadi opertuniti,” ucap Wahyu.
 
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan jajarannya untuk meraih kembali kepercayaan masyarakat yang mulai menurun sejak insiden pembunuhan Brigadir J. Yakni dengan cara menghindari berbagai pelanggaran yang dapat mencoreng citra Korps Bhayangkara.
 
“Ini terkait dengan masalah kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri dan ini menjadi pertaruhan bersama. Oleh karena itu, hal ini tentunya menjadi catatan penting dan saya minta untuk betul-betul bisa ditindaklanjuti,” kata Sigit mengawali pengarahannya melalui video conference kepada seluruh jajaran Polri di Indonesia, Kamis, 18 Agustus 2022.
 
Dia menerangkan kepercayaan publik terhadap institusi Polri belakangan ini menurun drastis, terutama setelah munculnya peristiwa penembakan Brigadir J. Padahal, kata dia, sekitar bulan Desember 2021 medio Juli 2022, beberapa lembaga survei merilis meningkatnya tingkat kepercayaan publik terhadap Polri.
 

(ADN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.