Jakarta: Kasus suap dalam seleksi mandiri penerimaan mahasiswa baru (PMB) di Universitas Negeri Lampung (Unila) mesti jadi pelajaran bagi perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Perguruan tinggi mesti mampu menutup celah agar kasus serupa tak terjadi di kampus mereka.
 
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih membagikan enam cara menutup kasus korupsi dalam PMB jalur mandiri Pertama, kampus mesti meningkatkan integritas jajaran yang terlibat dalam PMB.
 
“Yang utama adalah meningkatkan integritas personel yang terlibat dalam operasionalisasi sistem. Sebaik apa pun sistem kalau personelnya enggak berintegritas yang pasti dan selalu ada dan banyak celah,” kata Nasih kepada Medcom.id, Kamis, 25 Agustus 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kedua, menutup rapat jalur komunikasi dengan pihak lain atau calon mahasiswa baru. Dia menyebut tidak boleh ada surat menyurat, rekomendasi, dan komunikasi dengan mahasiswa baru.
 
“Gunakan indikator yang jelas yakni hanya indikator akademik, nilai tes, dan portofolio. Jika diperlukan, nilai yang diterima dapat diumumkan atau diberikan pada yang bersangkutan,” tutur dia.
 
Selanjutnya, akuntabilitas dan transparansi menjadi poin penting dalam PMB seleksi mandiri. Perguruan tinggi mesti menerima pembayaran PMB hanya melalui rekening atas nama perguruan tinggi.
 
“Pastikan semua pembayaran masuk ke rekening universitas. Tidak ke rekening pribadi,” ujar Nasih.
 
Nasih mengatakan perguruan tinggi juga tidak boleh membatasi jumlah sumbangan dari mahasiswa baru. Selain itu, pula wadah resmi untuk menerima sumbangan-sumbangan tersebut.
 
“Semua mesti sesuai undang-undang. Penerimaan PTN dapat juga berasal dari infak, sedekah, hibah, zakat, wakaf, dan lainnya,” sambungnya.
 
Nasih menuturkan bila memungkinkan daya tampung penerimaan mahasiswa baru ditambah untuk memperkecil celah suap dan korupsi pada seleksi mandiri PMB. Menurutnya, semakin besar daya tampung semakin rendah persaingan.
 
“Dengan begitu semakin kecil kemungkinan ada praktik-praktik tak terpuji. Selanjutnya, tingkatkan kesadaran semua pihak termasuk orang tua dan keluarga serta kolega pendaftar,” tutur dia.
 

 

(REN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.