Tanjungpinang: Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad membeberkan strategi mengantisipasi lonjakan inflasi pangan di daerah menanggapi instruksi Presiden RI Joko Widodo.
 
“Pemprov Kepri sangat serius menindaklanjuti arahan Pak Presiden soal antisipasi lonjakan inflasi pangan,” kata Gubernur Ansar usai rapat koordinasi pengendalian inflasi pangan dengan para bupati/wali kota dan instansi terkait di Kantor Gubernur, Pulau Dompak, Tanjungpinang dikutip dari Antara, Rabu 24 Agustus 2022.
 

Ansar menginstruksikan semua bupati/wali kota dan jajaran untuk menanggulangi kenaikan inflasi pangan jangka pendek agar digelar secara berkala operasi pasar di daerah-daerah yang terpantau inflasi-nya cukup tinggi, seperti Kota Batam dan Kota Tanjungpinang.
 
Batam dan Tanjungpinang, katanya, menjadi daerah prioritas untuk dilakukan operasi pasar karena populasi di dua kota itu cukup besar namun suplai bahan pangan-nya masih bergantung dari daerah lain.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ia mengarahkan dalam operasi pasar yang dilakukan pemerintah harus benar-benar menyediakan komoditas-komoditas yang memang mempengaruhi inflasi pangan.
 
“Kita harus benar-benar melakukan perhitungan agar operasi pasar yang digelar nantinya berjalan efektif untuk menurunkan harga pangan,” kata Ansar.
 
Berdasarkan data yang dihimpun BPS Kepri, kata dia, saat ini inflasi di daerah itu untuk Juli 2022 tercatat sebesar 0,61 persen. Inflasi di Juli 2022 jika dihitung berdasarkan tahun kalender dari Januari 2022 tercatat 4,38 persen, sementara dalam Year on Year (YoY), inflasi tercatat 6,09 persen.
 
Adapun komoditas penyumbang terbesar inflasi pada Juli di Kepri adalah cabai merah yang melonjak 158,83 persen dengan andil inflasi 0,95 persen. Lalu minyak goreng yang melonjak 46,08 persen dengan andil inflasi 0,59 persen, dan cabai rawit yang meningkat 106,70 persen dengan andil inflasi 0,21 persen.
 
Selain itu, ia juga menginstruksikan agar masyarakat bisa kembali diberdayakan untuk menanam beberapa bahan pangan pokok, seperti cabai dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Menurutnya, swasembada bahan pangan di Kepri dapat dicapai apabila masyarakat juga ikut berdaya menanam di rumah.
 
“Khusus untuk tanaman yang jangka waktu tanamnya pendek, kita bisa menggandeng PKK Kepri dengan dasawisma-nya untuk bisa menanam di perkarangan,” tuturnya.
 
Sementara bagi daerah-daerah yang lahan pertanian-nya terbatas bisa dibantu daerah lain untuk membantu penyediaan bahan pangan. Koordinasi antardaerah sangat penting dalam menjaga inflasi di daerah.
 
“Contohnya Tanjungpinang, karena lahan pertanian di sini terbatas, maka bisa dibantu dari lahan pertanian di Bintan yang lahan-nya cukup luas,” ucap Ansar.
 
Lanjut Ansar menyatakan yang terpenting jangan sampai terjadi over supply atau kelebihan ketersediaan terhadap suatu bahan pangan pokok yang justru membuat harga barang tersebut menjadi jatuh.
 
Harga ikan yang selalu berfluktuasi juga menjadi perhatian Gubernur Ansar. Dia menilai kelompok nelayan perlu dibantu untuk meningkatkan tangkapan produksi ikan-ikan yang terjangkau oleh konsumsi masyarakat, seperti ikan tamban dan ikan benggol.
 
“Nelayan-nelayan trawl itu kita akan tertibkan tidak boleh dibawah 30 mil, yang kedua di mana lokus-lokus kegiatan penangkapan ikan yang bisa meningkatkan produksi mereka, apa yang mereka butuhkan kita bantu itu,” sebut Ansar.
 
Mantan Anggota DPR RI itu juga menyinggung terkait dengan penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT) yang sudah diberikan kewenangan oleh Mendagri. Ansar mengaku akan menyiapkan skema penggunaan BTT tersebut secara mendalam terlebih dahulu.
 
“Kita pelajari dulu secara seksama kewenangan pengguna BTT ini, kita tidak mau setelah digunakan hasilnya tidak efektif untuk mengendalikan inflasi,” katanya menegaskan.
 

(SAW)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.