SURYA.CO.ID, PASURUAN – Berbalut semangat patriotisme, peringatan Kemerdekaan RI makin sering digelar secara unik agar bisa dikenang. Seperti di daerah lain, PDIP Kabupaten Pasuruan juga melaksanakan upacara HUT kemerdekaan RI ke-77, Rabu (17/8/2022), dengan cara tidak biasa, yaitu di dasar jurang.

Upacara pengibaran bendera merah putih itu diikuti semua kader dan pengurus PDIP setempat, di dasar kawasan Jurang Pelen, Kecamatan Gempol, yang memang luas. Di sekitarnya berdiri tebing-tebing menjulang yang di salah satu dinding tebing terpasang bendera merah putih raksasa berukuran 17 x 20 meter.

Jurang itu adalah lokasi bekas tambang galian C yang sempat dieksploitasi. Tema yang diusung tahun ini sama dengan tema nasional, yakni pulih lebih cepat bangkit lebih kuat.

Ketua DPC PDIP Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi menyebut, makna tema itu sangat dalam sekali. Ia mengartikan tema itu menggambarkan semangat luar biasa paska pandemi Covid-19.

“Karena itu, dalam rangka percepatan recovery ekonomi nasional, perlu ada kekuatan dan semangat yang besar. Mari semangat kemerdekaan ini diterapkan betul untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar Andri.

Ia mengakui, setiap tahunnya PDIP Pasuruan selalu rutin menyelenggarakan upacara pengibaran bendra sendiri. Menurutnya, ini adalah bentuk apresiasi sekaligus mendoakan jasa-jasa pahlawan yang gugur demi kemerdekaan.

“Memang sengaja membuat upacara bendera sendiri, kami ingin mendoakan para pendiri bangsa, kiai, tokoh agama, ulama, tokoh pemuda, dan siapapun yang berjuang membuat indonesia merdeka,” paparnya.

Tentunya, kata Andri, untuk Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno. Ia mengaku akan terus mengobarkan semangat juang 45 dengan gayanya sekarang tahun 2022 untuk Indonesia Jaya dan Kabupaten Pasuruan hebat.

Untuk lokasi, kata Andri, sengaja ditempatkan di tanah eks galian tambang. Menurutnya, ini adalah sinyal bahwa PDIP berkomitmen menolak tambang-tambang yang merusak karena eksploitasi alam berlebihan.

“Pasuruan butuh tambang, tetapi yang ramah lingkungan. Selama ini banyak tambang yang tidak melihat keberlanjutan alam itu sendiri, sehingga mempengaruhi ekosistem,” terangnya.

Andri berharap, setelah ini sudah tidak ada eksploitasi terus menerus yang merugikan masyarakat. “Pengibaran dilakukan oleh teman-teman badan penanggulangan bencana PDIP Pasuruan,” pungkasnya. *****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.