“Kinerja industri TPT juga diharapkan tetap tinggi, terutama didorong oleh pertumbuhan pesat penjualan melalui platform e-commerce serta kesadaran konsumen akan prinsip-prinsip sustainability pada proses produksi tekstil seiring dengan komitmen penurunan karbon dan konsumsi air dalam proses produksinya,” ungkap Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu, 13 Agustus 2022.
Dari sisi komoditas, prinsip sustainability juga didorong dengan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan serta penerapan prinsip circular economy. “Adanya Making Indonesia 4.0 akan mendorong transformasi industri tekstil bisa lebih berdaya saing dan berinovasi tinggi sehingga dapat bersaing dan menjawab permintaan pasar global,” imbuhnya.
Dalam upaya mempercepat implementasi industri 4.0, industri TPT diharapkan dapat memanfaatkan beberapa teknologi kunci untuk memenangkan persaingan global, antara lain artificial intelligence, novel fabrics, Internet of Things (IoT), Rapid Data Analysis for Quick Adaptation, mobile commerce, virtual and augmented reality (VR), online vector editors, 3D printing, blockchain, dan sustainability.
Di samping itu, Kemenperin telah menginisiasi langkah strategis berupa program substitusi impor 35 persen pada 2022 untuk mendorong peningkatan utilisasi industri existing, sekaligus peningkatan investasi di Indonesia, baik investasi baru maupun perluasan. Kemenperin juga melaksanakan program restrukturisasi mesin/peralatan pada industri penyempurnaan kain dan industri pencetakan kain sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 18 Tahun 2021.
“Upaya ini telah terbukti meningkatkan kapasitas produksi sebesar 21,75 persen, peningkatan realisasi produksi 21,22 persen, efisiensi energi sebesar 11,86 persen, serta peningkatan volume penjualan baik dalam negeri maupun ekspor sebesar 6,65 persen,” sebut Agus.
Menperin memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pameran Indo Intertex & Inatex 2022 dengan mengangkat tema ‘Making Indonesia Textile 4.0’. Kegiatan ini dinilai sebagai langkah yang tepat sebagai sarana benchmark teknologi terbaru serta mengakselerasi peningkatan teknologi pada industri TPT dalam rangka mendorong peningkatan daya saing dari sisi produksi.
“Akselerasi penerapan teknologi dimaksud agar dapat berjalan lebih cepat, tentunya perlu didukung pendanaan investasi yang ramah industri dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya,” jelas Agus.
Oleh karena itu, Menperin membuka pintu seluas-luasnya untuk bersama-sama membangun ekosistem industri TPT yang terintegrasi di Indonesia. “Kami yakin dengan komitmen bersama dalam membangun ekosistem tekstil ini, daya saing industri TPT akan jauh lebih baik dan cita-cita kita bersama untuk mewujudkan Indonesia sebagai lima besar pemain TPT dunia dapat terwujud,” tutup dia.
(HUS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.