Kairo: Pemerintah Mesir menutup kawasan pantai wisata usai terjadinya serangan ikan hiu yang menewaskan dua turis perempuan. Pengumuman disampaikan usai video salah satu serangan muncul di media sosial.
 
“Dua perempuan diserang ikan hiu saat sedang berenang di Sahl Hasheesh di selatan Hurghada,” ujar Kementerian Lingkungan Hidup Mesir via Facebook, dikutip dari laman AFP, Minggu, 3 Juli 2022.
 
Pihak kementerian mengatakan keduanya meninggal dunia, namun tidak mengelaborasi lebih lanjut mengenai identitas mereka.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Gubernur Laut Merah Mesir, Amr Hanafi, telah memerintahkan penutupan semua pantai di lokasi kejadian selama tiga hari sejak Jumat kemarin usai terjadinya serangan hiu yang menewaskan seorang turis asal Austria.
 
Di hari yang sama, para pengguna media sosial membagikan sebuah video, memperlihatkan seorang perenang yang terluka parah di area pantai. Keaslian video tersebut belum dapat dikonfirmasi AFP.
 
Baca:  Seorang Turis Tewas Diserang Hiu di Pantai Wisata Mesir
 
“Sebuah gugus tugas sedang mengidentifikasi situasi dan penyebab pasti terjadinya serangan. Mereka juga sedang mencari tahu alasan di balik perilaku hiu yang berujung pada terjadinya insiden,” tutur Kementerian Lingkungan Hidup Mesir.
 
Laut Merah adalah situs wisata populer di Mesir, di mana ikan hiu kerap terlihat namun sangat jarang menyerang manusia yang berenang di area-area yang dibolehkan otoritas setempat.
 
Pada 2018, seorang turis asal Republik Ceko tewas diserang ikan hiu di lepas pantai Laut Merah. Serangan serupa menewaskan turis asal Jerman di tahun 2015.
 
Lima tahun sebelumnya, lima serangan dalam lima hari di pesisir Sharm el-Sheikh menewaskan satu wisatawan Jerman dan melukai empat turis asing lainnya.
 
Mesir sangat bergantung pada pemasukan dari sektor pariwisata Laut Merah, yang berkontribusi sekitar 65 persen dari total wisatawan yang mengunjungi negara tersebut.
 
Dalam satu dekade terakhir, sektor pariwisata Mesir dilanda beragam masalah, termasuk pemberontakan di tahun 2011, gelombang unjuk rasa dan pandemi Covid-19.
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.