“Kami sangat prihatin dengan peristiwa yang menimbulkan korban ini dan meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Sepakbola itu ada salah satunya untuk membangun persatuan, bukan saling menghancurkan,” kata Kustini saat mengunjungi rumah duka di Sleman, Rabu,3 Agustus 2022.
Menurut dia, seluruh suporter adalah saudara, terlepas adanya perbedaan klub yang didukung. Pihaknya berharap tidak ada kejadian serupa di masa mendatang. Kustini juga meminta seluruh pihak untuk bersikap dewasa dan tidak mudah terprovokasi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Jangan ada korban lagi, saya minta ini yang terakhir, jangan ada lagi. Kita semua adalah saudara yang seharusnya saling mendukung dan menyayangi. Bukan memusuhi,” ucapnya.
Terkait upaya penanganan hukum atas kejadian tersebut, Kustini menyerahkan proses sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
“Kami berharap untuk seluruh suporter agar sabar menunggu hasil penyelidikan dan tidak melakukan tindakan anarkis, jangan ada tindakan sweeping atau lain sebagainya yang main hakim sendiri. Serahkan pada kepolisian. Saya percaya polisi akan transparan menyelesaikan kasus ini sampai tuntas,” ucap dia.
Keprihatinan atas kejadian tersebut juga disampaikan Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. Ia turut mengucapkan bela sungkawa atas meninggalkan Fajar.
Danang menyampaikan duka tersebut kepada pihak keluarga yang ditinggalkan. Selain ucapan duka, Danang juga mengharapkan para suporter bola di Sleman tidak terprovokasi atas kejadian ini.
Baca: Diduga Kelelahan, Sopir Kontainer Tewas di dalam Truk
“Saya yakin para suporter di Sleman tidak akan terprovokasi. Sepak bola kita adalah sepakbola persaudaraan. Kejadian seperti ini jangan terprovokasi, kita percayakan kepada pihak kepolisian,” ucapnya.
Tri Fajar meninggal dunia pada Selasa, 2 Agustus 2022, sekitar pukul 14.00 WIB di RSPAU Hardjolukito. Fajar merupakan suporter PSS yang tergabung dalam Brigata Curva Sud (BCS) dari komunitas BTCY.
Fajar menjadi korban keributan suporter dengan warga yang terjadi pada Senin, 25 Juli 2022. Ia merupakan seorang tukang parkir di kawasan Babarsari, Depok, Sleman.
Saat itu, kericuhan terjadi saat rombongan suporter dari Solo hendak menuju ke Magelang untuk menyaksikan pertandingan antara Persis Solo melawan Dewa United di Stadion Moch Soebroto. Keributan terjadi di beberapa lokasi, mulai dari Tugu Pal Putih Yogyakarta, Jalan Affandi Gejayan Sleman, serta kawasan Jombor, Mlati, Sleman.
Fajar yang saat itu tengah bersama temannya, diduga menjadi korban salah sasaran. Ia dikeroyok sejumlah orang dengan benda tumpul hingga mengalami luka di bagian kepala dan kritis.
(NUR)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.