Tanjungpinang: Pemerintah Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menandai hewan kurban sehat dan layak di daerah itu dengan inovasi berbasis barcode.
 
“Selain digantungkan label sehat dan layak, kami juga tandai sapi-sapi kurban berbasis barcode. Pemberian tanda itu sudah dilakukan terhadap 300 ekor sapi di wilayah Tanjungpinang Timur,” kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang, Yoni Fadri, Sabtu, 2 Juli 2022.
 
Dari barcode itu, katanya, pembeli bisa mengakses informasi mengenai hewan kurban yang akan dibeli, sehingga masyarakat dapat memastikan langsung kesehatan dan kelayakan hewan kurban tersebut, dengan cara memindai kode barcode yang dikalungkan pada sapi kurban melalui google.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Nanti di barcode itu ada informasi tertulis asal hewan ternaknya, peternaknya siapa, pemiliknya siapa, diperiksa oleh dokter mana, dan tanggal berapa diperiksanya,” ungkapnya.
 
Ia pun mengimbau kepada pengurus masjid maupun individu yang sudah membeli hewan kurban, tapi belum berlabel sehat dan layak serta barcode agar bisa menginformasikan ke DP3 untuk dilakukan pemeriksaan.
 
“Nanti, tim kami akan turun melakukan pemeriksaan dan diberikan tanda barcode,” ujarnya.
 

Sementara, Kepala Bidang Peternakan, Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DP3 Wan Tin Diarni menyampaikan, kegiatan pemeriksaan hewan kurban akan dilaksanakan selama lima hari, sejak 29 Juni hingga 5 Juli 2022.
 
Berdasarkan data terakhir, lanjutnya, jumlah sapi kurban yang akan diperiksa sebanyak 942 ekor, tapi angka tersebut pasti bergerak. Hal ini dikarenakan ada sapi-sapi yang sudah dibawa pembelinya atau dijual ke Bintan.
 
“Minggu ini kami data lagi. Kalau stok kambing ada 200 ekor lebih, tapi pembeli kambing ini ada yang untuk kurban, ada juga untuk aqiqah. Tetapi jika tujuannya untuk kurban, kami akan berikan tanda sehat dan layak dan barcode,” katanya menjelaskan.
 
Sampai saat ini, sambungnya, hewan kurban yang sudah terjual mencapai 78 persen dan sapi yang belum terjual masih tersisa 22 persen.
 
Ia turut mengimbau masyarakat yang masih membutuhkan sapi kurban bisa langsung menghubungi DP3 dan akan diarahkan ke peternak mana yang masih punya stok.
 
“Karena kita punya data, kami membantu peternak agar sapi kurbannya terjual. Kita arahkan langsung ke peternak, jadi masyarakat tidak perlu bingung mencari sapi kurban yang sehat juga layak,” ucapnya.
 

(WHS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.