Jakarta: Sejumlah berita ekonomi pada Minggu, 31 Juli 2022, terpantau menjadi perhatian para pembaca Medcom.id. Berita itu mulai dari Menkominfo tekankan kedaulatan digital pada 3rd Meeting DEWG, Ekonomi Amerika Serikat (AS) diyakini tak akan resesi, hingga Menteri BUMN Erick Thohir masifkan program mekaar.
 
Berikut rangkuman berita selengkapnya:

1. Menkominfo Tekankan Kedaulatan Digital pada 3rd Meeting DEWG

Dunia tidak bisa menghindari masa depan yang kian bertumpu pada pemanfaatan data, termasuk data-driven policy. Di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyatakan pentingnya pemanfaatan data yang makin meluas di institusi Pemerintah maupun privat sehingga membutuhkan kesepahaman mengenai kedaulatan data dan tata kelola data global.
 
Baca berita selengkapnya di sini

2. Kemenperin Dorong Industri TPT Terus Tumbuh dan Atasi Tantangan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pertumbuhan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) untuk mengatasi berbagai tantangan melalui pelaksanaan berbagai kebijakan dan program.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Baca berita selengkapnya di sini

3. Erick Thohir Masifkan Program Mekaar

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memasifkan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Salah satu yang dijadikan fokus program permodalan itu yakni di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat.
 
Baca berita selengkapnya di sini

4. Semester I, Federal International Finance Bukukan Laba Bersih Rp1,51 Triliun

Anak perusahaan PT Astra International Tbk di bidang pembiayaan, PT Federal International Finance (PT FIF), membukukan laba bersih sebesar Rp1,51 triliun di semester I-2022. Pencapaian itu tumbuh sebanyak 58,65 persen dibandingkan dengan periode sama 2021 yang mencapai Rp949,27 miliar.
 
Baca berita selengkapnya di sini

5. Biden: Ekonomi AS Takkan Resesi!

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meyakini perekonomian Negara Pam Sam tidak berada dalam posisi menuju resesi. Pernyataan itu lantaran data ketenagakerjaan cukup kuat untuk menopang laju pertumbuhan ekonomi meski The Fed terus menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi.
 
Baca berita selengkapnya di sini
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.