Jakarta: Indonesia memiliki tiga nilai positif dari IMF berkat serangkaian kebijakan yang dilakukan dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19.
 
IMF Senior Resident Representative for Indonesia James P. Walsh mengatakan, Indonesia memang memiliki sejarah panjang dalam kredibilitas kebijakan. Namun saat ini, Indonesia mampu berada dalam posisi yang sangat baik, serta memiliki serangkaian kebijakan dan lembaga yang membantunya pulih dari pandemi.
 
“Indonesia adalah negara yang mulai pulih dari pandemi covid, memiliki posisi yang kuat dengan kebijakan yang kuat, perekonomian yang juga meningkat, dan sistem finansial yang stabil. Ini adalah kabar baik,” kata James P. Walsh melalui keterangan resmi, dilansir Mediaindonesia.com, Selasa, 19 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Hal tersebut layak untuk dipertahankan, namun, lanjut Walsh, Indonesia harus ketat dan tetap memperhatikan serta memantau perekonomian negara lain, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Indonesia juga harus mengejar reformasi struktural, seperti funding priority, penerimaan pajak agar lebih baik, dan juga kebijakan terkait industrialisasi serta langkah-langkah perubahan iklim. Hal ini dilakukan agar kebijakan yang ada konsisten untuk pertumbuhan jangka panjang.
 
Selain itu, IMF memperhatikan kebijakan yang dikeluarkan oleh negara-negara. Banyak negara yang berpendapat pajak terhadap bahan bakar fosil harusnya ditingkatkan. IMF juga mendukung penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan seperti energi panas bumi, angin, air, dan tidak fokus pada batu bara, karena dampaknya luar biasa merugikan lingkungan. Walsh juga mengatakan, di beberapa negara telah menetapkan pajak untuk bahan bakar fosil, karena batu bara merupakan bahan bakar fosil yang paling kotor dan paling memiliki dampak merugikan terhadap lingkungan.
 

Oleh sebab itu, IMF mendorong negara-negara untuk berinvestasi pada energi alternatif dan hal ini tidak hanya dihadapi oleh sebagian negara, tetapi dihadapi oleh seluruh negara di dunia.
 
“Di sini kita ingin mendorong investasi di energi alternatif. Di Rusia dan Tiongkok juga terjadi peningkatan dalam sektor energi alternatif. Masalah ini tidak hanya dihadapi oleh negara-negara tertentu tapi oleh semua negara,” ujar Walsh.
 
Walsh melanjutkan, Investasi dana untuk energi alternatif perlu banyak dilakukan dan hal ini sudah dicanangkan oleh pemerintah, namun, Walsh sadar ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
 
Meski demikian, Indonesia memiliki keuntungan dalam energi alternatif yaitu geothermal atau panas bumi yang luar biasa dan tidak semua negara memiliki energi ini. Menurut Walsh, geotermal merupakan energi alternatif yang sangat menjanjikan, maka diharapkan investasi untuk energi alternatif juga meningkat.
 
Namun, Investasi energi alternatif membutuhkan investasi yang tidak sedikit, mulai dari biaya kontruksi, fasilitas lain yang lebih hijau, waktu, dan Labour Intensive. Meski demikian, diharapkan hal tersebut dapat mendorong peningkatan lapangan kerja dan membantu rumah tangga dengan ekonomi lemah.
 
“Begitu Anda mempunyai fasilitas-fasilitas yang bisa memaksimalkan penggunaan geotermal, maka ini akan luar biasa, dan memberikan manfaat yang besar sekali. Oleh karena itu, setelah fasilitasnya ada, saya yakin Indonesia bisa menjadi negara terdepan menggunakan geotermal,” ujar Walsh.
 

(AHL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.