“Di Bali sendiri, ada sekitar 219 izin pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang kesehatan yang sedang beroperasi dan 39 izin untuk industri atau pabrik,” kata Deputi Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Bapeten Dahlia Cakrawati Sinaga dalam konferensi pers di Kampus Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, Bali, Rabu, 24 Agustus 2022.
Sementara itu, Plt Kepala Bapeten Sugeng Jawa Sumbarjo menyatakan hampir semua rumah sakit yang telah memiliki izin legal telah menggunakan teknologi nuklir seperti penggunaan teknologi X-ray, tetapi dalam pengawasan ketat Bapeten.
“Fungsi Bapeten di sini adalah mengawasi. Bahwa untuk memakai jasa teknologi nuklir harus memiliki izin pemakaian. Izin itu maksudnya, adalah alatnya itu memang sesuai dengan spek awal standar perizinan,” kata dia.
Sugeng mengatakan selain di bidang industri dan pertanian, penggunaan teknologi nuklir dalam dunia kesehatan juga tampak dalam penggunaan alat rontgen paru-paru, terapi zat radio aktif dan CT scan.
Dia mengakui prospek penggunaan teknologi nuklir bagi masyarakat awam adalah suatu hal yang baru, tetapi di dunia kesehatan, pertanian dan industri, penggunaan teknologi nuklir sudah bukan wacana baru.
“Masyarakat kita jika mendengar kata nuklir pasti pikirannya tentang energi yang negatif mengingat peristiwa besar yang diakibatkan oleh penggunaan teknologi nuklir seperti bom nuklir. Tetapi, berkat perkembangan zaman, nuklir masuk dalam kategori energi baru yang bisa menunjang kehidupan manusia,” kata dia.
Selain itu, Sugeng juga menyatakan dalam menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022 di Bali, di mana tema besar yang diangkat adalah mengenai transisi energi dan seiring dengan perhatian pemerintah yang lebih besar terhadap isu-isu transisi energi bersih dan pengelolaan limbah radioaktif, maka Bapeten mengadakan Seminar Keselamatan Nuklir dengan tema
“Peran Pengawasan Ketenaganukliran dalam Transisi Energi Hijau dan Pengelolaan Limbah Radioaktif”.
Seminar Keselamatan Nuklir Tahun 2022 tersebut dilaksanakan secara luring dan daring atas kerja sama antara Bapeten dan Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Udayana (UNUD) Bali.
Dalam seminar tersebut terdapat 91 makalah dengan 12 kelompok topik yakni mengenai peraturan ketenaganukliran, machine learning dan big data processing, fisika nuklir, keselamatan radiasi dalam bidang medik, industri.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Juga instalasi nuklir dan bahan nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, lingkungan, Naturally Occurring Radioactive Material (NORM) dan Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Material (TENORM), cyber security, kesiapsiagaan dan tanggap darurat nuklir dan keamanan nuklir.
Sugeng berharap Bapeten banyak mendapat sumbangan ide dan gagasan dari peserta seminar maupun para pemakalah mengenai segala hal yang terkait dengan pengawasan ketenaganukliran untuk mewujudkan keselamatan radiasi melalui energi yang bersih dan ramah lingkungan, serta melalui tata kelola limbah radioaktif yang baik dan terintegrasi.
“Nuklir merupakan salah satu energi baru terbarukan (EBT) yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi hijau di dalam negeri,” kata dia.
Selain itu, dia berharap kegiatan SKN 2022 ini menjadi embrio pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan Program Studi Fisika FMIPA UNUD yang saat ini sedang mengembangkan program keahlian fisika medis.
(WHS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.