Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (30/7) menyerukan dilakukannya evakuasi di Donetsk, provinsi di bagian timur yang mengalami pertempuran paling sengit saat Rusia berusaha merebut kontrol di area itu.

Ratusan ribu orang, termasuk anak-anak dan lansia, tetap bertahan di beberapa zona tempur di wilayah Donbas, yang termasuk Donetsk dan Luhansk. Tempat itu juga merupakan wilayah di mana para tawanan perang Ukraina tewas akibat serangan rudal pada pekan ini.

Zelenskyy mengumumkan hal tersebut pada Sabtu (30/7) dalam pidato hariannya.

“Semakin banyak orang yang meninggalkan kawasan Donetsk sekarang, semakin sedikit yang akan dibunuh oleh Rusia,” katanya. Ia menambahkan bahwa warga yang pergi akan diberi kompensasi, ujarnya, menurut Reuters.

Seorang penyelamat berjalan di antara puing-puing di lokasi pemukiman yang dihancurkan oleh serangan militer Rusia, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di kota Toretsk, wilayah Donetsk, Ukraina 27 Juli 2022. (Foto: via Reuters)

Seorang penyelamat berjalan di antara puing-puing di lokasi pemukiman yang dihancurkan oleh serangan militer Rusia, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di kota Toretsk, wilayah Donetsk, Ukraina 27 Juli 2022. (Foto: via Reuters)

Zelenskyy berjanji akan memberi bantuan logistik untuk membujuk warga agar mau pergi.

“Banyak yang menolak pergi, tapi itu tetap harus dilakukan,” kata Presiden. “Kalau Anda punya kesempatan, tolong bicara kepada mereka yang masih bertahan di zona tempur di Donbas. Tolong yakinkan mereka bahwa sangat penting untuk pergi.”

Sebelumnya, Sabtu (30/7), Ukraina menuntut Rusia agar bertanggung jawab atas serangan rudal yang menewaskan puluhan tawanan perang Ukraina di sebuah fasilitas penahanan yang dioperasikan oleh Rusia di Ukraina timur.

Pemerintah Ukraina pada Sabtu (30/7) menyerukan PBB dan Komite Palang Merah Internasional untuk segera menyelidiki serangan yang dilakukan pada Jumat (29/7) itu.

Kemarahan internasional terhadap serangan rudal itu semakin besar, dan PBB berjanji akan membantu menyelidiki serangan di penjara itu.

“Sehubungan dengan tragedi baru-baru ini di penjara di Olenivka, kami siap siaga untuk mengirim sekelompok pakar untuk melakukan penyelidikan, dengan seizin pihak-pihak terkait,” kata Farhan Haq, wakil juru bicara sekjen PBB dalam pernyataan yang dirilis Sabtu (30/7).

Rusia dan Ukraina saling tuding terkait pihak yang melakukan serangan itu. Klaim mereka belum bisa diverifikasi secara independen. Sejauh ini, belum ada organisasi bantuan yang diberi akses ke tempat kejadian itu, tetapi Palang Merah meminta diberikan akses untuk membantu mengevakuasi para korban luka. [vm/ ah]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.