redaksiharian.com – NESABAMEDIA.COM – Selama bertahun-tahun, kemudahan dalam mengekstrak dan berbagi file APK, memberikan keuntungan tersendiri bagi ekosistem Android.

Misalnya, jika pembaruan aplikasi terbaru menyebabkan masalah, anda bisa membuka situs pihak ketiga untuk mengunduh versi lama dari sana, untuk memperbaiki masalah. Atau jika jumlah data terbatas, anda bisa meminta seseorang untuk mengirimkan file APK melalui transfer data bluetooth atau sejenisnya.

Namun tidak semua perusahaan antusias dengan kemampuan untuk menyalin dan memasang file APK dari sumber pihak ketiga ini. Misalnya saja Xiaomi yang telah membuat proyek Android open source, yang melarang pemilik perangkat menyalin file APK dari sumber pihak ketiga. Alasannya adalah untuk melindungi sumber daya swasta.

Xiaomi ingin agar aplikasi hanya tersedia di Google Play Store, atau tempat yang terpercaya lainnya. Tanpa diduga, hal ini ditentang oleh pihak Google. Bukan karena masalah persaingan atau kebebasan sumber untuk mendapatkan konten, tetapi karena software yang disiapkan Xiaomi memiliki kelemahan yang cukup signifikan.

Itu dirancang untuk memblokir ekstraksi file APK hanya dari versi reguler Android. Menurut salah satu karyawan Google, untuk mengatasi batasan ini pengguna cukup memasang build debug dari Android, dan ini akan memungkinkan anda untuk mengekstrak APK dengan cara biasa. Google juga menyebut bahwa solusi dari Xiaomi bukanlah alat yang efektif dan efisien.

Selain itu banyak pengembang meyakini bahwa file APK tidak bisa dijadikan sebuah file privat. APK tidak bisa dijadikan sesuatu yang ‘rahasia’. Mereka yakin bahkan jika mereka ingin melakukan hal semacam ini, mereka tidak bisa menjamin metode mana pun akan benar-benar berhasil.

Di sisi lain, Google baru saja menerbitkan data statistik pendistribusian versi Android di bagian Android Studio. Karena masalah data, Android 12 tidak disertakan dalam statistik tersebut. Tidak diketahui juga berapa porsi dari Android 11 secara pasti, karena data itu mengindikasikan sebesar 28,3% dipegang oleh Android 11, Android 12 dan Android 12L.

Android 10 mendapatkan 23.9%, dan kemungkinan ini menjadi versi Android paling umum di pasaran sejauh ini. Sejak Samsung secara aktif memperbarui perangkat mereka ke Android 12, maka porsi Android 11 mungkin kurang dari 23.9%.