redaksiharian.com – WhatsApp, Instagram, Messenger, dan aplikasi Facebook lainnya telah mulai menampilkan logo ‘Meta’ baru perusahaan di perangkat Android dan iOS. Pembaruan datang seminggu setelah Facebook mengumumkan bahwa mereka mengubah nama perusahaannya menjadi Meta.

Penggantian nama ini bertujuan untuk melampaui media sosial tradisional dan lebih mencerminkan investasi berkelanjutan perusahaan menuju pengalaman mendalam yang disebut ‘metaverse’. Bersamaan dengan Facebook, Microsoft dan perusahaan teknologi lainnya bergerak untuk mengembangkan penawaran yang berfokus pada metaverse mereka sendiri. Namun, perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California ini ingin mendapatkan keuntungan sebagai pelopor pertama dengan rebranding-nya.

Pertama kali terlihat pada versi beta WhatsApp terbaru untuk perangkat Android dan iOS minggu lalu, logo Meta telah mulai muncul di layar splash versi terbaru aplikasi WhatsApp, Instagram, Messenger, dan Facebook. Perubahan itu muncul sebagai akibat dari pengumuman yang dibuat Facebook minggu lalu untuk menggunakan nama Meta.

Tidak jelas apakah ada perubahan pada aplikasi Facebook sebagai akibat dari rebranding tersebut. Pada tahun 2019, Facebook mulai menunjukkan branding aslinya di aplikasi WhatsApp dan Instagram. Langkah itu untuk menyoroti kepemilikannya atas dua platform.

Pekan lalu, Kepala WhatsApp Will Cathcart mengumumkan penyebaran branding baru pada aplikasi pesan instan. Eksekutif mengatakan bahwa pembaruan ini tentang mengenali fakta bahwa perusahaan induk WhatsApp “lebih dari sekadar Facebook.”

“Nama baru ini akan memudahkan kami untuk menjelaskan bahwa anda dapat membagikan status yang anda posting ke teman anda di Facebook (aplikasi), menggunakan fungsi pembayaran yang disediakan oleh Meta (perusahaan), atau layanan yang belum ditemukan, Kata Cathcart.

Facebook memutuskan untuk menggunakan nama baru beberapa bulan setelah bekerja mengembangkan pengalaman augmented reality (AR) dan virtual reality (VR).

Masalah Privasi dan Keamanan Data Pengguna

Sebelumnya, nesabamedia.com juga telah menyoroti soal bagaimana nantinya masalah privasi dan keamanan data pengguna dalam layanan metaverse yang ditawarkan. Sebab, dengan hanya media sosial, perusahaan milik Mark Zuckerberg itu kerap kali tersandung masalah privasi dan pencurian data pribadi.

Banyak pihak meyakini, kedepannya masalah semacam itu akan semakin menggerus kepercayaan publik atas Meta, dengan layanan metaverse-nya, karena Zuckerberg sendiri sampai saat ini seakan tidak mau mengungkap, bagaimana keamanan data pengguna.

    Pernah menjadi jurnalis dan juga Social Media Manager di Merdeka.com selama lebih dari 2 tahun, sebelum akhirnya mengerjakan sejumlah proyek website yang dioptimasi dan dimonetisasi Google Adsense.

    Kini sedang aktif dalam pembuatan konten Youtube dokumenter bertema sosial serta menjadi penulis konten untuk sejumlah website.