redaksiharian.com – Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumsi simultan dari beberapa obat sekaligus (atau disebut polifarmasi) dapat meningkatkan risiko demensia. Demensia sendiri adalah sekelompok penyakit dan kondisi kognitif yang dapat menyebabkan kehilangan memori dan penurunan fungsi mental secara pesat.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Aging and Disease menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk mengkarakterisasi perubahan dalam pola penggunaan obat dan kondisi kronis yang terjadi selama periode 20 tahun sebelum diagnosis demensia.

“Mengingat meningkatnya kasus demensia secara internasional, kebutuhan untuk memahami bagaimana pola polifarmasi berkembang sebelum dan sesudah diagnosis demensia penting untuk merancang program perawatan yang aman untuk setiap pasien,” kata penulis studi Shang-Ming Zhou, seorang profesor e-Health di School of Nursing and Midwifery di University of Plymouth di Inggris dalam siaran pers, dikutip dari Medical News Today.

Efek polifarmasi

Polifarmasi adalah penggunaan 5 macam obat atau lebih secara bersamaan setiap hari.

Penelitian telah melakukan eksplorasi mendalam tentang hubungan antara polifarmasi yang melibatkan pasien yang diberi resep lebih dari satu obat pada waktu tertentu dan diagnosis demensia. Munculnya beberapa kondisi kronis dikaitkan dengan peningkatan penggunaan sejumlah obat resep secara bersamaan.

Peningkatan jumlah obat juga dapat meningkatkan risiko efek samping dan interaksi antara obat yang berbeda. Selain itu, polifarmasi dikaitkan dengan peningkatan risiko interaksi obat-penyakit, di mana obat yang digunakan untuk mengobati satu penyakit dapat memperburuk gejala kondisi lain.

Polifarmasi dikaitkan dengan hasil klinis negatif, termasuk peningkatan risiko rawat inap dan kematian di antara orang dewasa yang lebih tua. Selain itu, pedoman pengobatan untuk berbagai kondisi tidak selalu memperhitungkan perubahan fisiologis yang terjadi dengan penuaan.

Penggunaan beberapa obat juga dapat menyulitkan orang dengan demensia untuk mematuhi jadwal yang ditentukan.

Namun, para peneliti mengingatkan bahwa hanya penggunaan beberapa obat yang tidak tepat, seperti kombinasi yang dapat berinteraksi dengan atau tanpa menyebabkan efek samping aditif, yang secara khusus berbahaya.