redaksiharian.com – Warga di sekitar Tugu Batu Sawangan , Acong, mengatakan, hujan es berlangsung sekiranya 30 menit.

“Dari jam 16.00 WIB sampai sekira jam 16.30 WIB bang hujan es nya,” kata Acong di Simpang Tugu Batu, Sawangan , Minggu (9/10/2022).

Acong mengatakan, awalnya ia kira hujan biasa. Namun, suara gaduh yang ditimbulkan dari es berukuran kecil yang berjatuhan ke atas seng lapak dagangnya cukup menganggu telinga.

“Gak tahunya hujan es , kecil-kecil ukurannya tapi kena seng kan berisik banget ya bang,” tuturnya.

Tak berselang lama dari hujan es , angin kencang pun menyapu wilayah Sawangn dan sekitarnya.

“Nggak lama pas sudah selesai baru tuh angin kencang bang,” jelasnya.

“Nah itu angin kencang yang bikin pada ambruk baliho sama bangunan-bangunan kecil,” pungkasnya.

Pernah Terjadi Hujan Es di Tangsel

Fenomena hujan es disertai angin kencang juga pernah menerpa Tangerang Selatan (Tangsel) pada Senin (14/3/2022).

Terpantau sejumlah daerah yang mengalami fenomena alam ini di antaranya Pamulang, Ciputat dan daerah elite BSD.

Meski singkat, badai tersebut mengakibatkan kerusakan cukup fatal. Beberapa pohon tumbang, atap rumah berterbangan, sampai banyak gerobak terpental.

Tak terkecuali gedung baru Pusat Pemerintahan Kota aau Puspemkot Tangsel.

Jendela kaca di jembatan penghubung gedung parkir dan gedung Puspemkot Tangsel pecah berserakan.

Jembatan yang berjendela kaca transparan ini menghubungkan gedung parkir dan gedung 4 Lantai 6.

“Pecah akibat hujan angin. Saya dapat info dari Asda III. Tapi dipastikan tidak ada korban,” aku Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie kepada wartawan.

Kepala BPBD Tangerang Selatan Uci Sanusi menjelaskan, angin ribut jadi penyebab pecahnya kaca di Pemkot.

“Hujan dan anginnya kencang, itu arah angin dari selatan. Langsung menghantam jembatan penghubung yang memang berada cukup tinggi,” ujarnya.

Saat hujan deras disertai angin ribut tidak ada orang atau pegawai Puspemkot yang melintas sehingga dipastikan tidak ada korban pecahan kaca tersebut.

“Orang-orang tahunya karena suara kencang pecah kaca mengagetkan sekitar,” beber Uci.

Angin ribut juga mempora-porandakan sejumlah bangunan dan menumbangkan pohon.

Dalam video beredar di berbagai halaman media sosial terlihat, beberapa atap dan pohon tumbang karena hujan angin dan hujan es .

Ada video di mana warga menceritakan hujan es melanda perumahannya.

“Memang ada hujan dengan angin kencang dan ada juga laporan yang masuk hujan es . Tapi baru berupa video-video saja yang masuk,” jelas Uci.

Saat ini tim gabungan BPBD sudah meluncur ke Kecamatan Pamulang untuk mengecek lokasi.

Pihaknya mengantisipasi datangnya badai susulan, berkoordinasi dengan stakeholder lainnya.

“Kami siaga, karena laporan yang masuk belum lengkap dengan alamatnya,” papar Uci.

Dikonfirmasi terpisah, Prakirawan BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan , Hilma Nurul mengatakan, fenomena hujan es di Tangsel disebabkan adanya awan kumulonimbus.

“Kami sudah terima laporan, adanya hujan es diwilayah Pamulang dan sekitarnya. Fenomena ini penyebabnya awan Kumulonimbus,” jelas Hilma.

Awan ini timbul akibat ketidakstabilan atmosfer. Saat ini ada siklus tropis di Samudera Hindia Selatan Banten.

Siklus itu mempertemukan suhu laut yang hangat dengan suhu angin yang cukup kencang.

“Berdasarkan radar yang ada, awan ini muncul di daerah Setu, Pamulang dan sekitarnya dan memicu terjadi cuaca ekstrem, sehingga, muncul fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, seperti hujan es , hingga hujan yang disertai angin kencang, petir dan kilat,” tambahnya lagi.

Kata Hilma, di bulan Maret ini, wilayah Banten memang sudah memasuki musim pancaroba atau musim peralihan.

Menurut dia fenomena itu pun memang umum terjadi di musim peralihan.

Banten sudah masuk musim pancaroba. Fenomena hujan es , hujan angin disertai petir yang singkat, sangat umum terjadi.

“Kami prediksi akan terjadi dua hari ke depan,” terang Hilma.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Sumber: Tribun Jakarta

Fenomena Hujan Es di Bangka Tengah saat Badai, Pemerintah Beri Bantuan Terpan untuk Korban Terdampak

Privacy Policy

We do not collect identifiable data about you if you are viewing from the EU countries.For more information about our privacy policy, click here

Fenomena Hujan Es di Bangka Tengah saat Badai, Pemerintah Beri Bantuan Terpan untuk Korban Terdampak

BMKG Ungkap Penyebab Peningkatan Suhu di Surabaya Panas: Ada Fenomena Aquinox dan Kulminasi Matahari

Empat Perampok Toko Emas di ITC Serpong Ditangkap, Satu Pelaku Pecatan TNI

Mencicipi Lezatnya Ayam Kampung di Warung Sambal Dadakan Sawangan, Pedas Sambalnya Melejit di Lidah

Adik dari Ayah Sejuta Anak Bantah Kakaknya Jual Anak Rp 15 Juta, Itu Inisiatif yang Mengadopsi

Warga Cilowong Serang Tuntut Stop Kiriman Sampah dari Tangsel, Ketua DPRD Minta DLH Patuhi MoU

Panglima TNI Kesal & Sentil Para Jenderal yang Pakai Rusun Anggota: Praktiknya Dipakai Bintang Semua

Hari Ke-227: Rusia Tak Salahkan Ukraina soal Jembatan Krimea Meledak, Listrik PLTN Zaporizhzia Putus

Tentara Amatir Rusia Dipaksa Dikirim ke Ukraina, Berontak Menolak dan Diperlakukan seperti Binatang

17 Tewas & 40 Terluka Akibat Roket Rusia Hantam Zaporizhzhia Ukraina seusai Jembatan Krimea Meledak

Sosok Mayjen Sonny, Perintahkan Hukum Oknum TNI Pemukul Satpam di Bali, Berpengalaman di Infanteri

BREAKING NEWS Update Covid-19 per 9 Oktober 2022: Kasus Positif Tambah 999 Orang, Sembuh 1.273