redaksiharian.com – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (Maksi) bersinergi dengan asosiasi sawit dan lembaga riset, guna merumuskan pengembangan sektor kelapa sawit di Indonesia.
“Maksi ini perlu ada koordinasi dengan kelembagaan agar bersama-sama dengan (lembaga lainnya) seperti Gapki dan Apkasindo, memang harus ada strategi bersama dalam rangka menguatkan (sektor perkebunan kelapa sawit) untuk mewujudkan industri sawit berkelanjutan,” ujar Wapres saat menerima pengurus Maksi di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat, sebagaimana siaran pers yang diterima.
Wapres menyampaikan kelapa sawit merupakan tumbuhan yang penuh dengan manfaat dan setiap bagiannya dapat dioptimalkan sehingga memberikan nilai manfaat yang tinggi.
Menurutnya, pemerintah juga berfokus pada pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan baku pengganti bahan bakar fosil yang kian menyusut jumlahnya.
“Pemerintah mendorong dan membuat program dalam rangka green energy, mengembangkan program biodiesel atau B30, jadi sawit bisa menjadi biodesel,” jelasnya.
Wapres menyampaikan industri kelapa sawit Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Untuk itu, apabila ada kampanye negatif terkait sawit, menurutnya, perlu disajikan data faktual sebagai kontra-narasinya.
“Sawit punya makna yang besar. Di produk domestik bruto (PDB) kontribusi signifikan sekitar 3 persen. Memang kita menghadapi kampanye hitam, seolah-olah sawit itu tidak baik dan merusak lingkungan ini yang harus dilawan,” kata Wapres mengingatkan.
Terhadap kampanye negatif di tingkat global tersebut, Wapres memberi arahan kepada Maksi dan lembaga terkait untuk segera melakukan riset yang berbasis perbandingan, guna memberikan informasi kepada masyarakat dunia akan manfaat kelapa sawit, yang disertai juga dengan berbagai upaya menjaga keberlangsungan lingkungan.
“Mestinya dibuat perbandingan dengan lahan yang ditanami kelapa sawit, tanaman kedelai, dan bunga matahari, harus kita mulai, sebagai kontra-narasi kampanye negatif.” jelas Wapres.
Adapun Ketua Umum Maksi Darmono Taniwiryono melaporkan bahwa kampanye negatif terkait sawit dirasakan cukup meresahkan, karena di lapangan dirinya menyebut masih banyak persepsi negatif mahasiswa terhadap kelapa sawit yang dituding merusak lingkungan.
“Cukup mengejutkan karena masih ada mahasiswa yang menentang sawit, artinya tugas kami untuk bagaimana membuat informasi yang baik dan dapat diterima masyarakat. Itu tantangan ke depan yang kami rasakan,” ungkap Darmono.
Untuk itu, Darmono mengungkapkan bahwa Maksi saat ini terus memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat akan manfaat kelapa sawit melalui media-media populer saat ini.