RedaksiHarian – Pengakuan itu mulai dia rasakan setelah menjalani dua seri balapan MotoGP 2024.
Termasuk setelah terjadinya insiden kecelakaan yang melibatkan dia dan pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia di seri MotoGP Portigal 2024.
Terlepas dari insiden itu, performa Marquez di atas Desmosedici GP memang mulai meyakinkan.
Debutnya di atas motor pabrikan Si Merah Borgo Panigale itu lumayan mulus.
Raihan podium sprint dan finis keempat balapan utama bahkan sudah dia capai.
Sebuah ancaman baru untuk para penunggang Ducati yang sudah ada saat ini.
Asumsi bisa melihat Marquez bersinar lagi dengan motor kompetitif mungkin juga akan sangat bisa terwujudkan.
Namun di balik itu, pembalap asal Cervera, Spanyol tersebut juga mulai merasakan tekanan-tekanan besar.
Dengan nama besar dia, tekanan tetap dirasakan pembalap 30 tahun itu walau sejatinya dia bernaung di tim satelit.
“(Tekanannya) sama karena pembalap dan tim senang jika bisa naik podium dan itu tujuan tim ini bisa naik podium.”
“Berada di podium lebih baik daripada berada di posisi lima besar. Dan memenangkan lomba lebih baik daripada naik podium.”
“Jadi, ini atmosfer yang bagus, kalau terkadang saya melontarkan beberapa lelucon, itu bukan berarti saya tidak punya tekanan maupun ambisi,” tegasnya.
Marquez juga mulai dikaitkan dengan rumor-rumor soal masa depannya.
Maklum, di Gresini, dia hanya dikontrak selama satu musim. Musim depan, teka-teki ke mana dia berlabuh jadi perbincangan. Rumor kemungkinan bisa jadi kandidat pembalap pabrikan Ducati pun muncul.
Daripada memikirkan sejauh itu, kini Marquez fokus dengan tujuan besarnya sendiri.
Paling tidak, dia tentu menginginkan kemenangan bersama motor Ducati.
“Ambisinya sama dengan saat di tim pabrikan,” kata Marquez.
“Karena kami di sini berjuang untuk mendapatkan hasil terbaik. Meski jumlah krunya lebih sedikit tapi lebih akrab. Suasana yang baik di dalam tim sangat membantu,” tukasnya.