redaksiharian.com – Aceh dengan pesona alam dan budayanya memang tidak pernah gagal dalam menarik wisatawan untuk berkunjung.
Terutama bagi wisatawan yang ikut open trip berwisata ke Provinsi Aceh, baik berkunjung ke Banda Aceh maupun ke Sabang.
“Kalau mau ke Banda Aceh dan Sabang, biasanya waktunya 4 hari 3 malam. Sementara kalau mau datang ke salah satunya, waktunya bisa 3 hari 2 malam,” kata Direktur Traverious Travel & Tour Faisal kepada Kompas.com saat ditemui di gelaran travel fair di Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Faisal mengatakan bahwa beberapa wisatawan yang berkunjung ke Aceh biasanya sudah menentukan tujuannya.
Ada yang ingin melihat lumba-lumba di Sabang, belajar petik Kopi Gayo di kebun, atau ada juga yang datang untuk belajar memasak masakan khas Aceh di desa wisata.
“Kami juga ada wisata gastronomi, nantinya wisatawan akan belajar memasak masakan khas Aceh. Ini kita lakukan di desa wisata, tujuannya agar desa wisata juga bisa maju,” kata Faisal.
Beberapa aktivitas wisata di Aceh yang dipaparkan Faisal tersebut bisa dilakukan untuk kunjungan kapanpun ke Aceh.
Tetapi, jika ingin memaksimalkan waktu, Faisal merekomendasikan waktu kunjungan berikut kepada wisatawan.
Datang saat Kenduri Maulid
Aceh dikenal dengan provinsi yang kental dengan nuansa islami, maka tak heran pada saat hari besar umat islam masyarakat di sana akan menggelar acara.
Salah satunya yaitu acara Kenduri Maulid, yang dilaksanakan untuk merayakan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.
“Kalau mau, wisatawan bisa datang saat momen maulid, ada acara selama tiga bulan di Aceh, namanya Kenduri Maulid,” ujar Faisal.
Pada saat acara Kenduri Maulid ini, setiap akhir pekan selama tiga bulan masing-masing pemilik rumah akan membawa hidangan ke masjid untuk dimakan bersama-sama.
Tanggal pelaksanaan perayaan maulid setiap tahun berbeda-beda, karena penanggalannya dihitung berdasarkan kalender hijriah.
“Selama tiga bulan itu mulai dari Rabiul Awal, Rabiul Akhir, dan Jumadil Awal,” katanya.
Kenduri Maulid ini, kata Faisal, merupakan tradisi yang sudah ada sejak Kerajaan Aceh.
“Kalau wisatawan datang saat Maulid, nanti akan diajak ikut makan bersama-sama di masjid,” pungkas Faisal.