redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Pawai ogoh-ogoh merupakan salah satu prosesi yang dilakukan umat Hindu di Indonesia sebelum Hari Raya Nyepi. Prosesi yang disebut pengerupukan ini ditandai dengan diaraknya ogoh-ogoh atau patung yang menggambarkan kepribadian dan sosok Bhuta Kala. Umumnya, ogoh-ogoh divisualisasikan bertubuh besar, kuku panjang, dan berwajah seram.

Namun, tahun ini, ada ogoh-ogoh yang menarik perhatian masyarakat karena bentuknya yang tidak seram. Sejumlah video yang diunggah pengguna TikTok menunjukkan ada ogoh-ogoh berbentuk maskot Mixue ikut diarak oleh masyarakat jelang perayaan Nyepi di Pulau Bali baru-baru ini.

Kontras dengan ogoh-ogoh lain yang berwajah bengis, ogoh-ogoh Mixue justru tersenyum ramah. Maskot berbentuk manusia salju itu menggunakan jubah merah dan memegang tongkat berhias es krim.

Setelah diarak mengelilingi desa, ogoh-ogoh tersebut kemudian dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh dimaknai sebagai upaya memusnahkan kejahatan yang disimbolkan dengan Bhuta Kala di bumi. Keesokan harinya, masyarakat Bali merayakan Tahun Baru Caka atau Hari Raya Nyepi dengan keheningan dan melaksanakan Catur Brata Penyepian.

Dilansir dari laman resmi Desa Sangeh, Kabupaten Badung, ogoh-ogoh baru meluas sebagai rangkaian Nyepi di Bali sejak 1980-an. Sejak saat itu, masyarakat di Denpasar mulai membuat ogoh-ogoh. Budaya baru ini juga semakin meluas saat ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali XII.

Awalnya, ogoh-ogoh hanya terbuat dari kerangka kayu dan bambu yang kemudian dibungkus dengan kertas-kertas. Namun, seiring dengan meningkatkan kreativitas dan berkembangnya zaman, masyarakat Bali mulai membuat ogoh-ogoh dari kerangka besi dan bambu yang dianyam serta dibungkus styrofoam.

Saat ini, pengerupukan jadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang mengunjungi Bali. Maka dari itu, tidak heran bila pengarakan ogoh-ogoh dihadiri oleh banyak orang.