redaksiharian.com – Pemerintah Ukraina mengumumkan bahwa tiga perusahaan baru yang didanai dengan donasi, siap mengerahkan drone-drone buatan lokal dalam pertempuran melawan pasukan Rusia yang terus menginvasi negara itu.

Seperti dilansir CNN, Rabu (29/3/2023), Wakil Perdana Menteri (PM) untuk inovasi, pengembangan pendidikan, sains dan teknologi, Mykhailo Fedorov, menyebut pembentukan perusahaan-perusahaan drone akan membawa ‘pendekatan yang sepenuhnya baru untuk manajemen, pelatihan dan doktrin penggunaan drone’.

Fedorov mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan itu akan memiliki truk-truk pikap, helikopter serbu dan terminal Starlink.

Dijelaskan juga bahwa semua drone akan dibuat di Ukraina.

“Drone-drone itu akan melakukan misi pengintaian dan penyerangan. Drone itu akan digunakan untuk memandu artileri, membantu tentara seefektif mungkin selama pertempuran di perkotaan dan menyelamatkan nyawa,” sebut Fedorov dalam pernyataannya.

“Truk-truk pikap akan digunakan untuk penggerebekan oleh kelompok-kelompok mobile di dalam wilayah musuh, pengantaran kargo dan evakuasi korban luka,” imbuhnya.

Drone diketahui memainkan peran penting, baik dalam mode penyerangan maupun pengintaian, untuk pasukan Ukraina selama setahun terakhir melawan invasi pasukan Rusia.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dalam pernyataannya, Fedorov menyebut peralatan itu dibeli oleh para donatur swasta. Lebih dari US$ 1,5 juta telah dikumpulkan melalui penjualan 100.000 paket berisi garam dari tambang di Soledar, kota yang dikuasai tentara bayaran Rusia sejak Januari lalu.

Sebelumnya, Rusia mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya telah menembak jatuh sebuah roket jarak jauh Ukraina, yang dipasok Amerika Serikat (AS). Senjata semacam itu disebut Kiev sebagai kunci dalam mengantisipasi serangan balik terhadap pasukan Moskow yang terus menginvasi wilayahnya.

“(Pasukan) Pertahanan udara menembak jatuh… sebuah roket berpemandu GLSDB,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya, merujuk pada bom diameter kecil yang diluncurkan dari daratan yang diproduksi Boeing dan Saab Group, seperti dilansir AFP.

Perangkat itu memiliki jangkauan hingga 150 kilometer, yang bisa mengancam posisi Rusia dan memasok depot jauh di belakang garis depan pertempuran.