redaksiharian.com – Otoritas pro- Rusia melaporkan pasukan Ukraina melancarkan gempuran terhadap sebuah desa di wilayah Luhansk yang dikuasai pasukan Moskow. Sedikitnya 5 orang tewas dan 19 orang lainnya mengalami luka-luka.

Seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (31/5/2023), otoritas koordinasi yang ditunjuk Moskow di Luhansk melaporkan via Telegram bahwa pasukan Ukraina menggunakan peluncur roket HIMARS untuk menyerang sebuah peternakan unggas di desa Karpaty.

“Serangan terhadap desa Karpaty oleh kelompok bersenjata Ukraina… menewaskan lima orang dan melukai 19 orang lainnya — dan dilakukan oleh sistem HIMARS, menurut informasi awal,” tutur otoritas keamanan Rusia di Luhansk, merujuk pada sistem rudal jarak jauh yang dipasok Amerika Serikat (AS).

Dilaporkan bahwa peternakan unggas itu dan akomodasi sementara untuk para pekerjanya mengalami kerusakan akibat serangan itu. Desa Karpaty diketahui berjarak 35 kilometer sebelah barat kota Luhansk.

Otoritas pro-Rusia di Luhansk tidak menyebut lebih detail soal korban tewas dan korban luka-luka itu, termasuk apakah mereka warga sipil atau personel militer. Meskipun mereka telah menyebutkan empat pekerja peternakan itu tewas dalam serangan tersebut.

“Musuh menembakkan empat roket,” imbuh otoritas keamanan pro-Rusia.

Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen laporan itu. Diketahui bahwa pasukan Rusia menguasai nyaris seluruh wilayah Luhansk yang ada di Ukraina bagian timur itu.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat Video: Tiga Kali dalam 24 Jam, Kyiv Dihujani Rudal Rusia

Luhansk bersama Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia dianeksasi secara sepihak oleh Kremlin tahun lalu, yang tidak diakui oleh internasional.

Belum ada tanggapan resmi dari Ukraina soal laporan otoritas pro-Rusia di Luhansk itu. Namun Kiev hampir tidak pernah secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah yang dikuasai Kremlin baik di Ukraina maupun di Rusia.

Kedua negara sama-sama menyangkal telah menargetkan warga sipil dalam perang yang berlangsung selama 15 bulan terakhir, sejak invasi Rusia dilancarkan ke Ukraina pada Februari 2022.