redaksiharian.com – Pengamat politik, Muhammad Said Didu berujar jika Preside Joko Widodo ( Jokowi ) mematikan demokrasi. Komentar tersebut berkaitan dengan perbedaan ucapan orang nomor satu di Indonesia itu.
Pada awal Mei 2023, Jokowi berujar jika ia tidak akan cawe-cawe dalam urusan capres 2024. Namun, pada beberapa waktu yang lalu, perkataan tersebut diralat mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Berkaitan dengan Pilpres 2024, Jokowi berujar jika ia tidak akan netral. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan akan cawe-cawe dalam Pilpres 2024.
Jokowi beralasan langkah tersebut dilakukan untuk kepentingan negara. Pria asal Solo itu tidak memberikan penjelasan secara rinci caranya untuk cawe-cawe.
Istana Kepresidenan kemudian memberikan klarifikasi mengenai perkataan yang dilontarkan Jokowi . Melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Deputi Bidang Protokoler, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmuddin berujar jika maksud dari perkataan tersebut yaitu untuk memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil.
Perbedaan ucapan yang diberikan Jokowi kemudian ditanggapi oleh Said Didu. Baginya, karena pernyataan yang diberikan pria asal Solo itu tidak konsisten.
Said Didu bahkan menyebutkan sikap tidak konsisten yang ditunjukkan Jokowi sama seperti berbohong. Kebohongan tersebut dinilai mematikan demokrasi.
“Ucapan dan sikap BERBOHONG seperti ini sering terulang. Ini sdh jelas-jelas ingin mematikan demokrasi,” kata Said Didu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter miliknya.***