redaksiharian.com – Pemerintah Tunisia pada Sabtu (17/9/2022) mengumumkan rencana kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 3 persen mulai pekan depan sebagai bagian dari upaya mengurangi subsidi energi.

Selain BBM, Pemerintah Tunisia juga akan menaikkan harga tabung gas memasak sebesar 14 persen.

Dikutip dari Kantor berita Reuters, Kementerian Energi Tunisia mengatakan harga gas memasak akan naik menjadi 8.800 dinar dari 7.750 dinar.

Ini akan menjadi kenaikan harga gas untuk kali pertama di Tunisia dalam 12 tahun terakhir.

Sementara itu, harga bensin akan dinaikkan pada Selasa (20/9/2022) menjadi 2.400 dinar (sekitar Rp11.200) per liter dari 2.330 dinar atau naik 3 persen.

Jika dibandingkan, harga bensin di Tunisia tersebut diketahui masih lebih besar atau mahal daripada harga pertalite yang baru dinaikkan oleh Pemerintah Indonesia senilai Rp10.000 per liter.

Kenaikan harga BBM di Tunisia tersebut merupakan yang keempat kalinya pada tahun ini.

Tunisia memperkirakan defisit anggarannya akan meningkat menjadi 9,7 persen dari produk domestik bruto pada tahun 2022 atau naik dari yang diperkirakan sebelumnya 6,7 persen.

Hal ini terjadi karena nilai dollar yang lebih kuat dan peningkatan tajam dalam harga biji-bijian dan energi.

Negara Afrika Utara itu sedang mencoba menyepakati program pembiayaan baru dengan Dana Moneter Internasional.

Defisit neraca energi meningkat dua kali lipat menjadi 6 miliar dinar dalam delapan bulan pertama 2022 dibandingkan dengan 2,9 miliar dinar pada tahun lalu. Masalah ini didorong oleh dampak perang di Ukraina.