RedaksiHarian – Adik dari Aleix Espargaro itu hampir saja kehilangan nyawa dan harapan hidup sejak insiden kecelakaan fatal pada seri Portugal di Sirkuit Portimao pada Maret di MotoGP 2023 lalu.
Pol mengalami kecelakaan di sesi latihan bebas hari pertama seri Portugal.
Ban yang menjadi terlalu dingin saat ia hendak menunggu pembalap cepat di depan membuatnya terselip dan mengalami kecelakaan parah di tikungan 10 Sirkuit Portimao.
Cederanya sangat serius, apalagi pendaratannya tak sempurna di atas kerikil-kerikil besar di area gravel.
Pol sampai harus absen berbulan-bulan sebelum baru bisa comeback pada bulan Agustus.
Namun comebacknya tidak bisa berjalan mulus, hasil balapannya sering nihil dan ia tidak bisa tampil prima lagi.
Usut punya usut, imbas dari kecelakaan yang dialami Pol, ia memang mengalami efek yang luar biasa besar pada kebugaran tubuhnya.
Pasalnya, hampir 60% kekuatan otot di sisi kanan Pol menghilang.
Tubuhnya pun memendek, akibat adanya beberapa buku-buku tulang belakang yang patah.
“Dan tiga tulang belakang, nomor 3, 6 dan 8 terbelah menjadi dua. Yang nomor 8 mengecil menjadi setengah ukurannya.”
“Itulah sebabnya saya sekarang lebih pendek satu centimeter dibandingkan sebelum kecelakaan,” jelas pembalap asal Spanyol itu.
Patah tulang yang dialami Pol benar-benar hampir menghancurkan sebagian tubuhnya.
Di bagian rusuk pun dia mengalami memar dan terancam stroke akibat saraf tubuhnya terkena dampak. Ia bahkan sempat hampir memutuskan pensiun setelah mengalami kecelakaan mengerikan itu.
“Ada juga patah tulang rusuk, patah kecil di tulang metakarpal tangan kanan, dan paru-paru memar.”
“Parahnya bagi sayam saraf-saraf di bagian kanan tubuh saya terkenda dampak yang sangat parah, yaitu infraspinatus, supraspinatus dan teres minor (semua di area bahu),” jelas Pol.
“Pada dasarnya, seluruh otot di bahu kanan saya terpengaruh, jadi saya kehilangan sekitar 60% kekuatan otot di area tersebut,” tandanya.
“Ketika Anda berusia 20 tahun , Anda dapat dengan mudah pulih dari cedera. Tapi saat Anda sudah berusai 30 tahun, itu tidak mudah lagi. Saya bisa bilang begitu berdasarkan pengalaman saya sendiri,” ucap pembalap 32 tahun itu.
Tak dipungkiri, secara realistis, masa depan Pol yang sejatinya masih berusaha mengejar gelar juara pertama di kelas premier dalam 10 tahun terakhir, harus berakhir sirna.
KTM memberikan kursi miliknya di GASGAS Factory Racing Tech3 kepada Pedro Acosta untuk musim depan.
Namun tim pabrikan Austria itu tetap manusiawi, memberikan Pol peran sebagai test rider dan jatah wildcard.
Akan tetapi Pol sendiri juga mewanti-wanti, padatnya jadwal MotoGP 2024 juga bisa mengancam siapapun pada musim depan.
Dua balapan tiap akhir pekan, sprint dan race, menuntut kebugaran fisik yang kuat di samping meningkatkan risiko kecelakaan yang lebih tinggi.
“Anda bisa bilang ini kebetulan bahwa hampir tidak ada pembalap MotoGP yang tidak mengalami cedera tahun ini,” kata Pol.
“Anda juga bisa menghitung bahwa lebih berbahaya berkompetisi dalam dua balapan per akhir pekan daripada satu balapan. Dan statistik membuktikan itu pada tahun 2023,” ujar juara dunia Moto2 2013 itu.
“Memang kita semua ingin lebih banyak penggemar di trek dan di depan layar TV, itu sebabnya sulit menemukan keseimbangan yang tepat antara kebugaran dan stres yang wajar dialami pembalap.”
“Kami tidak berharap untuk membuat olahraga menarik ini jadi seru tanpa cedera apapun, ini situasi yang rumit, sulit menemukan kompromi yang sempurna tentang hal seperti ini.”
“Kami sekarang sudah mengalami musim pertama dengan balapan sprint. Nanti setelah 2-3 tahun Anda harus mempertimbangkan lagi dan mungkin melakukan perubahan.”
“Namun kami juga harus memastikan bahwa kami dapat menjangkau lebih banyak penggemar dengan konsep baru, itu hal bagus,” jelas Pol Espargaro.