RedaksiHarian – Belal Muhammad dikabarkan akan menjadi lawan bagi sang juara, Leon Edwards, pada pertandingan gelar kelas welter.
Keduanya akan menyelesaikan urusan mereka yang belum terselesaikan pada pertarungan yang terjadi, Maret 2021 lalu.
Di mana duel Belal vs Edwards diakhiri tanpa pemenang atau No Contest akibat insiden colok mata.
Pertandingan gelar antara Belal dan Edwards sendiri dikabarkan akan tersaji pada UFC 300, April 2024.
Namun, pihak promotor sampai saat ini belum mengumumkan secara resmi pertandingan mereka.
Meski demikian, Belal sudah melakoni persiapan dari jauh-jauh hari untuk menghadapi pertandingan gelar pertamanya di panggung UFC.
Belal akan bertolak menuju Dagestan, Rusia dan akan menjalani program latihan di sana.
“Mereka tidak membiarkan anda beristirahat atau mengambil ronde yang mudah. Itu selalu sempurna bagi saya,” ujarnya.
Petarung berdarah Amerika Serikat-Palestina itu bahkan mengingatkan momen terakhir kali saat ia bertanding usai berlatih bersama para petarung Dagestan.
Belal berhasil menang finis lewat TKO atas Sean Brady pada ronde kedua di UFC 280, Oktober 2022.
Ya, saat itu Belal itu dibantu Khabib Nurmagomedov yang berperan sebagai corner man.
Belal berhasil keluar dengan tampil brutal setelah dianggap sebagai petarung yang paling membosankan.
Bagaimana tidak? itu menjadi kemenangan TKO kedua bagi Belal Muhammad sejak berkarier di UFC pada tahun 2016.
“Terakhir kali saya berlatih dengan mereka, kami mendapatkan kemenangan finis yang dominan dan saya berencana untuk melakukan hal yang sama,” ucap Belal Muhammad.
Dia menganggap saran yang diberikan oleh Khabib Nurmagomedov sangat berharga, sebuah pujian yang luar biasa bagi lingkungan latihan unik yang diciptakan The Eagle dalam sesi latihan timnya.
“Banyak hal yang mereka lakukan saat kami tampil atau berlatih keras, seperti saat kami sedang bekerja,” kata Muhammad.
“Di sini, saya melakukan banyak latihan khusus dengan tim saya, orang-orang saya di sini. Ketika di sana, saya harus siap untuk pergi. Saya harus siap untuk menjadi bugar. Itu adalah perasaan yang tidak nyaman.”
“Banyak dari mereka, mereka bukanlah orang yang bersama saya setiap hari. Maka, tiap ronde terasa jauh lebih sulit.”
“Tiap ronde terasa seperti sebuah laga baru. Saya kira itu adalah sebuah keuntungan bagi saya, karena dengan banyak petarung ini, anda tidak mendapatkan perasaan tidak nyaman itu sampai anda tiba di malam pertandingan.”
“Di mana anda merasa, ‘Baiklah, akhirnya ini dia. Saya telah memikirkan pria ini selama satu bulan. Anda telah melihat beberapa orang, namun anda belum menemukan pria yang tepat yang ada di hadapan anda saat ini,” tuturnya.
Menurut Belal, berlatih bersama para petarung Dagestan itu berbeda, dia merasa setiap orang di sana adalah binatang buas.
“Bagi saya, saat saya berada di sana (Dagestan) bersama mereka, setiap orang adalah binatang buas dan mereka semua memiliki gayanya masing-masing. Setiap ronde, Anda memiliki perasaan tidak nyaman seperti kupu-kupu di dalam perut Anda,” jelas Belal.
“Di sini, ketika saya pergi dengan teman-teman saya, rekan satu tim saya, Anda tahu siapa yang sulit. Anda tahu apa yang mereka lakukan. Anda melihat mereka setiap hari. Anda tahu apa yang mereka kuasai.”
“Anda tahu apa yang tidak mereka kuasai. Ini lebih merupakan perasaan yang tenang. Tetapi ketika Anda pergi dengan seseorang yang baru, seseorang yang berbeda, rekan latihan yang baru, itu memberi Anda perasaan ‘baik-baik saja’ dalam hati Anda.”
“Itu membuat Anda berusaha lebih keras. Itu membuat Anda berusaha lebih keras. Itu membuat Anda sedikit lebih lelah. Itu membuat Anda harus lebih banyak berpikir,” tuturnya.