RedaksiHarian – Menteri Kelautan dan Perikananan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono meyakini perbaikan tata kelola bisa memicu peningkatan kontribusi sektor perikanan di tahun-tahun mendatang.
Pasalnya, kontribusi sektor perikanan terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2022 baru mencapai 2,54 persen.
“Saya rasa ini sesuatu tata kelola yang harus diperhatikan dengan baik karena kalau kita lihat dari sisi produksi, total produksi sektor kelautan dan perikanan, termasuk rumput laut kira-kira sekitar 24,9 juta ton,” ucap pria yang akrab disapa Trenggono ini dalam konferensi pers Pembukaan Panen Raya Udang Vaname di Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen, Jawa Tengah, Senin.
Maka dari itu, ia melanjutkan, jika per kilogram produksi sektor kelautan dan perikanan bernilai Rp20 ribu totalnya yakni sekitar Rp500 triliun. Dengan besaran tersebut, sudah seharusnya kontribusi sektor ini terhadap PDB melebihi realisasi saat ini yang sebesar 2,54 persen.
Selain kontribusi terhadap PDB, Trenggono mengungkapkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pajak juga masih kecil.
“Saya kira ada yang gelap, ada yang belum tercatat dengan baik menurut saya. Tapi inilah tantangan yang harus kami perbaiki,” tuturnya.
Dengan peningkatan kontribusi sektor kelautan dan perikanan, dirinya berharap di masa mendatang Indonesia bisa menjadi juara di lima komoditas, yaitu udang, lobster, tilapia, kepiting, dan rumput laut.
Jika dari lima komoditas tersebut Indonesia bisa menguasai, baik dari hulu maupun hilir, Indonesia bisa menjadi kekuatan baru dunia di sektor kelautan.
Adapun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan ekspor hasil perikanan pada tahun ini tumbuh tinggi yakni 7,6 miliar dolar AS. Sejauh ini, Trenggono menyebutkan nilai ekspor tertinggi ada pada komoditas udang, tuna, cakalang, cumi, sotong, gurita, dan kepiting.
“Semua komoditas ini menjadi andalan ekspor Indonesia, sehingga kami membuat satu program budidaya yang berkesinambungan,” jelas Trenggono.