redaksiharian.com –
SEMARANG, KOMPAS.com – Berkendara di jalan tol membutuhkan kemampuan mengemudi khusus, karena kecepatan mobil yang melintas begitu cepat. Tak sedikit kecelakaan diakibatkan oleh pengemudi gagal melakukan pengereman.
Refleks dan kemampuan manusia menganalisa kondisi bahaya berkurang karena melaju dengan kecepatan tinggi.
Apalagi bila kondisi jalan tol tersebut berkabut. Pada kondisi itu, pengendara bisa kehilangan visibilitas dan gagal memprediksi bahaya.
Seperti dalam unggahan video @infokejadian_semarang yang memperlihatkan ruas jalan tol Semarang -Bawen diselimuti kabut .
Lantas, biar tetap aman untuk melintas apa yang harus diperhatikan pengemudi?
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, kontrol kecepatan kendaraan berperan besar. Kecakapan analisa pengemudi dibutuhkan untuk merespon hal-hal buruk.
“Kecepatan tinggi feeling berkendara terbatas. Dengan kondisi jalan yang berkabut, hujan dan malam hari enggak mungkin obyek-obyek berbahaya tertangkap jangkauan mata telanjang,” ucap Sony.
Penggunaan alat-alat fitur keselamatan berkendara juga wajib. Komponen seperti lampu utama, lampu kabut, dan defogger bisa membantu pengemudi untuk menjaga jarak pandang berkendara.
Aturan jarak aman saat melintasi jalan yang berkabut atau menerjang hujan deras diharapkan mengurangi risiko tergelincir.
Untuk itu, Sony pun mengingatkan pentingnya rumus perhitungan jarak aman di jalan tol. Itu pun kondisional, biasanya 3 detik bisa menjadi 6 detik karena faktor cuaca.
“Jarak aman enggak bisa seratus persen akurat saat kecepatan tinggi. Maka, perhitungannya harus matang. Reaksi kecepatan teknis pengereman, dan respon pengemudi mengoperasikan kendaraan itu butuh waktu,” tutur Sony.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, kondisi berkabut bisa lebih berbahaya dibandingkan hujan deras.
“Kondisi cuaca yang berubah-ubah berbahaya. Kontrol diri yang terpenting, jangan biasa bermanuver mendadak. Kita enggak di tol sendirian, nyawa sendiri dan orang lain sama-sama berharga,” kata Jusri.
Selain batas kecepatan dan jarak aman, Jusri menyarankan, perlu adanya bahasa komunikasi untuk membantu pengemudi lainnya.
“Berpindah jalur yang biasanya bikin orang lain celaka. Tau-tau zig zag. Selain menjaga pengendalian kendaraan, perlu warning untuk kode keberadaan kita,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.