redaksiharian.com – – Federal Reserve memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan Rabu sore, (14/6/2023) waktu setempat. Sebelumnya, The Fed melakukan kenaikan suku bunga selama 10 kali berturut-turut untuk menekan inflasi.
Dalam keputusan Komite Pasar Terbuka Federal, Fed memutuskan untuk menunda kenaikan pada pertemuan tersebut. Namun, The Fed mengisyaratkan adanya kenaikan dua perempat poin persentase sebelum akahir tahun.
“Kami telah menaikkan suku bunga sebesar lima poin persentase, dan kami terus mengurangi kepemilikan kami dengan cepat. Kami telah membahas banyak hal dan dampak dari pengetatan kami belum terasa,” kata Ketua Fed Jerome Powell dilansir dari CNBC.
Para bankir bank sentral mengatakan mereka membutuhkan waktu enam minggu lagi untuk melihat dampak dari langkah kebijakan karena The Fed yang berjuang melawan inflasi. Kebijakan tersebut membuat suku bunga pinjaman utama Fed tetap berada dalam kisaran taret 5 persen sampai dengan 5,25 persen.
“Mempertahankan kisaran target yang stabil pada pertemuan ini memungkinkan Komite menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter,” kata Powell.
Pasar secara luas telah mengantisipasi kebijakan The Fed pada pertemuan ini, dan menyebutnya sebagai jeda yang menyiratkan rencana jangka panjang untuk mempertahankan suku bunga.
Aspek yang mengejutkan dari keputusan tersebut datang dengan ekspektasi anggota FOMC untuk suku bunga lebih jauh.
Selama konferensi pers, Powell mengatakan FOMC belum membuat keputusan tentang kemungkinan kenaikan lain di Juli 2023.
“Pasar mengharapkan jeda hawkish dan mereka mendapat jeda yang sangat hawkish. Mengingat pasar tenaga kerja yang kuat, The Fed memiliki ruang untuk menekan inflasi dan mereka tidak ingin melewatkan kesempatan mereka,” kata David Russell, wakil presiden intelijen pasar di TradeStation.
Inflasi melanda ekonomi AS karena berbagai faktor terkait pandemi Covid-19. Diantaranya, rantai pasokan yang tidak lancar, permintaan yang sangat kuat untuk barang-barang mahal, dan stimulus jumbo yang diberikan.
Pada saat yang sama, ketidaksesuaian penawaran-permintaan di pasar tenaga kerja telah mendorong upah dan harga lebih tinggi, sebuah situasi yang berusaha diperbaiki oleh Fed melalui pengetatan kebijakan yang mencakup kenaikan tarif dan pengurangan lebih dari setengah triliun dollar aset negara.